Masih Berdiri Usai Gempa, Belasan Rumah dan Menara Masjid di Lombok Segera Dirobohkan

Perobohan belasan bangunan korban gempa Lombok rencananya dilaksanakan Kamis, 23 Agustus 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Agu 2018, 20:02 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2018, 20:02 WIB
Korban Gempa Lombok
Untuk warga terdampak gempa Lombok yang terluka, jumlah korban mencapai 7.773 orang. (FOTO: BNPB)

Liputan6.com, Mataram - Belasan rumah milik warga di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan dirobohkan karena kondisinya sudah mengkhawatirkan akibat gempa bumi yang melanda daerah ini.

"Selain akan merobohkan rumah warga, ada beberapa menara masjid yang telah diusulkan untuk dirobohkan karena kondisinya sangat berbahaya bagi warga yang melintas," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Mahmuddin Tura, di Mataram, Selasa (21/8/2018), dilansir Antara.

Belasan rumah warga yang diusulkan untuk dibongkar tersebut, antara lain satu unit rumah di Kecamatan Ampenan satu unit serta masing-masing dua unit di Kelurahan Monjok, Kelurahan Dasan Agung, dan Kelurahan Pagesangan.

Sedangkan, pengusulan pembongkaran menara masjid di Lingkungan Otak, Desa Kelurahan Dasan Agung, dan di Lingkungan Karang Sukun, Kecamatan Mataram.

"Pada prinsipnya, pemilik rumah yang akan kita robohkan sudah setuju karena kondisi rumah mereka sudah sangat mengkhawatirkan," kata Mahmuddin.

Menurut dia, jika dibiarkan, bangunan rumah warga yang sebagian besar berada di daerah padat penduduk dan di pinggir jalan dapat membahayakan warga sekitar dan yang melintas di jalan tersebut.

"Yang kita takutkan, ketika terjadi gempa susulan bangunan itu roboh dan menimpa warga sekitar," katanya.

Saat ini, pihaknya sedang menyiapkan tim untuk membongkar rumah yang telah diusulkan oleh aparat lingkungan melalui kelurahan berdasarkan permintaan warga sekitar. Jika tidak ada halangan, pada Kamis, 23 Agustus 2018, tim dari Dinas PUPR segera turun mengecek kondisi bangunan-bangunan tersebut.

"Untuk melakukan pembongkaran bangunan itu tidaklah mudah, karena membutuhkan orang-orang ahli dan berani naik untuk membongkar secara manual dengan sangat hati-hati," ujar Mahmuddin.

Jika melihat lokasi masing-masing rumah yang berada pada permukiman padat penduduk, proses merobohkan bangunan tidak memungkinkan menggunakan alat berat. Apabila alat berat digunakan, getarannya bisa berdampak pada bangunan di sampingnya.

"Kecuali lokasinya di lahan luas dan tidak padat bangunan. Karena itu, pembongkaran kita merencanakan dilakukan secara manual," katanya.

Dia mengatakan, rumah penduduk yang dibongkar tersebut secara otomatis masuk dalam daftar rumah rusak berat akibat gempa Lombok. Mereka akan mendapatkan bantuan senilai Rp 50 juta dari pemerintah.

"Sementara untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, rumah-rumah yang akan dirobohkan itu sudah dipasangkan garis polisi dan ada juga yang melakukan penyegelan dengan alat seadanya sesuai kesepakatan serta inisitif dari warga sekitar," kata Mahmuddin.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya