Upaya Melestarikan Warisan Budaya Jaran Kecak di Lumajang

Berkeinginan agar Festival Jaran Kecak di Kabupaten Lumajang tersebut menjadi agenda budaya nasional, agar dikenal oleh masyarakat luas.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Des 2018, 23:04 WIB
Diterbitkan 02 Des 2018, 23:04 WIB
Jaran
Jaranan Senterewe, memadukan dua kutub kesenian rakyat, lama dan kekinian. Kuda lumping dan Dangdut. (foto: Liputan6.com/vio/edhie)

Liputan6.com, Lumajang - Festival Jaran Kecak untuk melestarikan budaya dan kesenian daerah digelar dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Lumajang ke-763 di lapangan GOR Wira Bhakti di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (2/12/2018).

Bupati Lumajang Thoriqul Haq bersama Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, akan terus berkomitmen melestarikan warisan budaya tak benda asli Kabupaten Lumajang tersebut.

"Saya dan Bunda Indah berkomitmen melestarikan kesenian daerah dan saya lihat kuda-kudanya itu sudah luar biasa," kata Thoriqul Haq di Lumajang dilansir Antara.

Ia berkeinginan agar Festival Jaran Kecak di Kabupaten Lumajang tersebut menjadi agenda budaya nasional, agar dikenal oleh masyarakat luas.

"Sebagai salah satu perhatian pemerintah kepada para seniman Jaran Kecak, saya meminta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk membentuk paguyuban seniman jaran kecak, agar pemerintah bisa memberikan bantuan melalui dana hibah," ujarnya.

Sementara itu, Bunda Indah mengatakan, masyarakat Lumajang wajib berbangga dan melestarikan warisan budaya asli Kabupaten Lumajang, sehingga Pemkab Lumajang akan mencari lagi potensi budaya asli lumajang, selain jharan kencak.

Ketua Panitia Festival Jharan Kencak Indriyanto mengatakan kegiatan festival tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi kepada para seniman, agar tetap konsisten dalam pelestarian kesenian daerah yang sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda Kabupaten Lumajang tersebut.

Kuda-kuda itu mengikuti irama tetabuhan berupa gong, kenong, ketipung, dan sronen (sejenis terompet) yang dimainkan tujuh hingga sembilan orang yang berjalan di belakangnya. Festival Jaran Kecak tersebut melibatkan 150 kuda, 30 kuda kecak dan 120 kuda manten.

Setelah pertunjukan di lapangan GOR Wira Bhakti, ratusan Jaran Kecak itu diarak menuju Alun-alun Lumajang melalui Jalan HOS Cokroaminoto, Jalan PB. Sudirman dan Jalan S. Parman untuk kemudian finis di Alun-alun Utara Lumajang.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya