Batik Parang Hingga Sekar Jagad Simbol Kebijakan Luar Negeri RI

Empat prioritas kebijakan luar negeri Republik Indonesia bisa disimbolkan dengan motif batik, yang sering dipakai oleh para diplomat.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 08 Jan 2019, 20:30 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2019, 20:30 WIB
Menikmati Sejarah Batik di Trupark Museum Cirebon
Video Mapping berisi seni grafis mengambil pola batik menyuguhkan suasana berbeda bagi pengunjung Trupark Museum Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta - Empat prioritas kebijakan luar negeri Republik Indonesia bisa disimbolkan dengan motif batik, yang sering dipakai oleh para diplomat.

"Ternyata motif-motif batik bisa kita cocokkan dengan prioritas politik luar negeri Indonesia. Ini sangat menarik," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di sela-sela "Pameran Capaian 4 Tahun Politik Luar Negeri RI" di Jakarta, Selasa (8/1/2019), dilansir Antara.

Prioritas pertama yakni menjaga kedaulatan NKRI disimbolkan dengan motif parang. Motif dasar yang paling tua dari Jawa ini melambangkan usaha yang tidak pernah lelah, ibarat ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak.

Prioritas kedua adalah meningkatkan perlindungan WNI, dapat dilihat dari motif truntum yang melambangkan perhatian.

Diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana yang merupakan permaisuri Sunan Paku Buwana III, truntum memiliki makna cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa tumbuh berkembang.

Sementara prioritas ketiga yakni meningkatkan diplomasi ekonomi dapat dilambangkan dengan motif sidomukti yang menyimbolkan pengharapan dan doa.

"Sido" berasal dari bahasa Jawa yang berarti benar-benar terjadi atau terkabul keinginannya, sedangkan "mukti" bermakna kebahagiaan, berkuasa, disegani, dan tidak kekurangan sesuatu.

Prioritas keempat yaitu peran aktif Indonesia untuk kawasan dan dunia digambarkan oleh motif sekar jagad, yang melambangkan ungkapan cinta dan perdamaian.

Inti dari makna yang disampaikan corak sekar jagad adalah keanegaragaman, baik yang terdapat di Indonesia maupun dunia.

Batik sebagai salah satu ikon kearifan lokal dikenakan oleh para diplomat dan pegawai Kemlu selama penyelenggaraan "Pameran Capaian 4 Tahun Politik Luar Negeri RI" pada 8-10 Januari 2019.

Selama tiga hari, para diplomat dan pegawai Kemlu diharapkan memakai salah satu dari empat motif batik yang disebutkan.

Ke depannya, menurut Menlu, bukan tidak mungkin kain tradisional dari daerah lain akan diangkat juga.

"Kami akan dalami dulu satu per satu filosofinya. Kalau batik, kan dalam pembuatannya ada filosofi di baliknya. Setelah kami riset ternyata pas dengan empat prioritas politik luar negeri RI," ungkap Retno.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya