Derita Anak Gajah Hidup dengan Belalai Terpotong

Gajah betina Erin yang berumur sekitar lima tahun itu, belalainya telah terpotong akibat jerat dan diselamatkan Tim Elephant Response Unit (ERU) Way Kambas pada tahun 2016.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Feb 2019, 09:32 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2019, 09:32 WIB
Ilustrasi Anak Gajah
Ilustrasi anak gajah

Liputan6.com, Lampung - Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim kembali mengajak peduli pada nasib gajah betina bernama Erin yang berumur sekitar lima tahun. Erin mengalami cacat akibat jeratan pemburu liar separuh belalainya terputus.

Setelah sebelumnya sejumlah pihak menunjukkan kepedulian pada nasib gajah Erin itu, kini perhatian kembali datang dari Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim.

Prihatin dengan kondisi Erin, Cusnunia Chalim, melalui akun Instagramnya Noenia_ch mengunggah video pendek Erin disertai keterangan ajakan peduli kembali terhadap satwa berbadan besar, berbelalai, dan termasuk salah satu spesies satwa langka yang dilindungi di dunia tersebut.

Dilansir Antara, pada akun Instagramnya, Chusnunia menulis Erin adalah gajah kesayangannya. Dia menulis ajakan menengok Erin di Taman Nasional Way Kambas dan berpesan tidak lupa membawa makanan kesukaannya.

 

Harus Menunduk Ketika Makan

Derita Anak Gajah Hidup dengan Belalai Terpotong
Erin, anak gajah yang belalainya terpotong. (Liputan6.com/Instagram Chusnunia Chalim)

Makanan yang disukai Erin, kata Chusnunia, adalah buah-buahan dan sayur-sayuran.

"Ini Erin, kesayanganku, yang belalainya terkena jerat hingga putus. Alhamdulillah mahot-mahot sayang pada Erin, ayo berkunjung ke Way Kambas, tengok Erin kecil, jangan lupa bawa makanan ya, bisa pisang, sayur-sayuran, kacang panjang, jagung, Erin suka macam-macam sayuran, bantu rawat Erin ya," tulis Chusnunia Chalim di akun IG-nya itu pula.

Erin berada di Pusat Konservasi Gajah (PLG) Taman Nasional Way Kambas, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.

Gajah betina Erin yang berumur sekitar lima tahun itu, belalainya telah terpotong akibat jerat, dan diselamatkan Tim Elephant Response Unit (ERU) Way Kambas pada tahun 2016.

Namun, sampai dengan saat ini untuk makan Erin harus menunduk, bahkan terkadang disuapi oleh pengasuhnya (mahot/pawang).

Tahun 2018 lalu, Erin telah mendapat perhatian banyak pihak, termasuk dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya