Marahnya Siswa, Pecahnya Bibir Kepala Sekolah

Dugaan penganiayaan oleh siswa kepada gurunya terjadi di SMA 2 Desa Petonggan, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

oleh M Syukur diperbarui 17 Mar 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2019, 18:00 WIB
Korban pemukulan oleh siswanya memperlihatkan luka memar di tangan.
Korban pemukulan oleh siswanya memperlihatkan luka memar di tangan. (Liputan6.com/Istimewa/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru- Dugaan penganiayaan oleh siswa kepada guru terjadi di SMA 2 Desa Petonggan, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Kasus ini tengah ditangani Polsek Kelayang dengan memeriksa sejumlah saksi dan pengumpulan bukti lainnya.

Humas Polres Indragiri Hulu Brigadir Kepala Misran dikonfirmasi menyebut korban adalah kepala sekolah di sana bernama Bambang Fajrianto. Sementara pelakunya adalah siswa kelas XII inisial ADT alias AD.

"Visum sudah dilakukan terhadap guru yang menjadi korban, tanda bukti laporan sudah dibuat," kata Misran, Sabtu malam, 16 Maret 2019.

Misran menjelaskan, kejadian berlangsung saat sekolah melaksanakan ujian pada Rabu, 13 Maret 2019. Ketika itu, siswa berumur 19 tahun itu keluar dari ruang belajar sambil marah-marah kepada guru pengawas ujian. Ia marah karena tahu orang-tuanya dipanggil pihak sekolah karena kenakalannya. Pengawas ujian meminta agar ia tak mengganggu siswa lainnya, tapi diabaikan.

"Pelaku lalu menuju ruang kepala sekolah sambil marah-marah," ucap Misran.

Simak video pilihan berikut : 

Diminta Tenang

Leher guru yang dicakar oleh siswa karena protes orang tuanya dipanggil ke sekolah.
Leher guru yang dicakar oleh siswa karena protes orang tuanya dipanggil ke sekolah. (Liputan6.com/Istimewa/M Syukur)

Kepala sekolah memintanya tenang. Bukannya tenang, tiba-tiba siswa tadi langsung mencekik leher sang kepala sekolah mengalami luka memar. Pelaku juga menendang tangan kiri hingga luka.

"Meski demikian, sang kepsek tidak melawan dan terus berusaha menenangkan siswanya itu," kata Misran.

Celakanya, ADT semakin marah dan beringas. Sang kepsek langsung dipukul kepalanya. Akibatnya, bibir sang kepala sekolah itu pecah dan berdarah. 

Setelahnya, ADT pergi. Sang kepala sekolah berdiskusi dengan para guru. Diskusi ini disebabkan karena tak ada permintaan maaf dari ADT kepadanya dan juga kepada pihak lain yang sudah terganggu. Maka, sang kepsek melaporkan siswa itu ke Polsek setempat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya