Liputan6.com, Yogyakarta Sebuah peragaan busana tidak biasa diangkat oleh Hotel Royal Ambarrukmo. Jika biasanya panggung peragaan busana berada di hall dengan AC yang dingin, kali ini perhelatan fashion diadakan di areal parkir bawah tanah hotel, Jumat (12/4/2019).
Bukan tanpa alasan Hotel Royal Ambarrukmo mengadakan kegiatan pergelaran busana rutin Kembang Setaman ini di tempat yang berbeda. Pergelaran bertajuk Lokatara yang berarti luar biasa ini mengusung konsep industrial. Lahan parkir bawah tanah hotel yang penuh dengan pipa mengingatkan pada bangunan pabrik.
Sebanyak 12 desainer dari Jakarta, Yogyakarta, dan Semarang, berpartisipasi dalam ajang ini. Mereka menampilkan siluet tegas dengan warna berkarakter serta material yang mengambil ilham dari para pekerja industri atau pabrik, arsitektural modern, serta membawa pesan soal kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup.
Advertisement
Baca Juga
Implementasi gerakan peduli bumi ditonjolkan lewat penggunaan bahan daur ulang, barang purna guna dengan pengaturan estetika para desainer, bahan pewarna alam, kampanye melalui sketsa desain yang penuh makna, seruan tanpa plastik, penggunaan bunga kering yang lebih awet sampai material kertas dekoratif daur ulang.
Pergelaran fashion show Kembang Setaman selalu membawa pesan tentang lingkungan. Lokakarya merupakan perhelatan keempat.
Pada pergelaran Kembang Setaman yang pertama bertema menyayangi fauna, seri kedua mengangkat renjana yang mengapresiasi keindahan alam, dan seri sebelumnya mengangkat soal puspa.
"Tantangan ke depan bukan sekadar melahirkan karya yang mampu menarik penikmat fashion untuk menggunakannya dengan dasar eksistensi diri, tetapi kami juga ingin menyuguhkan sesuatu yang tak putus dalam lingkaran konsumen dan produsen," ujar Khairul Anwar, cretive director Kembang Setaman Royal Ambarrukmo Yogyakarta.
Beragam Inspirasi
Desainer yang terlibat dalam peragaan busana ini, yaitu, Caroline Rika Winata, Jennifer Ariani Santoso, Nick Djatnika, Novibamboo, Endarwati, Adjie Subing, Darie Gunawan, Siska Pramintan, Theo Ridzky, Djoko Margono, Ariesanthi, dan Mucha.
Caroline Rika Winata menampilkan karakter handmade dan motif kain yang dilukis abstrak dan diberi motif dengan tekhnik woodblock printing. Salah satunya motif daun ginkgo biloba.
Ia terinspirasi tanaman yang merupakan simbol kekuatan serta fosil hidup. Tanaman ini menjadi satu-satunya jenis flora yang dapat berkembang hingga hari ini setelah terkena bom atom Hiroshima, Jepang.
Sementara, Novibamboo menggunakan material berbahan alami serta daur ulang, seperti wana alam daun dan karat logam. Tidak lupa ia menyertakan aksesoris yang berasal dari daur ulang logam kaleng bekas serta limbah kain ecoprint.
Desain-desainnya mengacu pada bentuk potongan siluet lurus dan mature look.
Ia terinspirasi dari konsep industrial yang menjadi tema utama Kembang Setaman seri keempat. Lewat karyanya, ia berpesan soal kesadaran lingkungan bisa dimulai dari memanfaatkan limbah industri.
Advertisement