Satwa di Garut 'Puasa' Tampil Selama Ramadan

Selama sebulan penuh, taman satwa Cikembulan lebih memilih puasa meliburkan kunjungan pengunjung, mereka lebih fokus mengurusi kesehatan satwa, termasuk memperbaiki sejumlah fasilitas kandang.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 14 Mei 2019, 07:02 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2019, 07:02 WIB
Pintu masuk Taman Cikembulan, Kadungora, Garut nampak sepi dari kunjungan pengunjung selama Ramadan
Pintu masuk Taman Cikembulan, Kadungora, Garut nampak sepi dari kunjungan pengunjung selama Ramadan (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Pengelola Taman Satwa Cikembulan, Kadungora, Garut, Jawa Barat, selalu meliburkan seluruh aktifitas kunjungan selama bulan Ramadan. Mereka sengaja meliburkan diri, untuk memberikan istirahat yang cukup bagi satwa, termasuk perbaikan sejumlah perbaikan fasilitas infrastruktur kandang.

"Istilahnya rehat dulu, namun makan satwa tetap kita berikan tidak libur," ujar Rudy Arifin, Pengelola Taman Satwa Cikembulan menjelaskan keadaan taman kepada Liputan6.com, Senin (13/5/2019).

Menurutnya, sebagai mahluk hidup, satwa Taman Cikembulan membutuhkan jam istirahat yang cukup untuk mengembalikan kondisi tubuh. "Sama seperti kita, mereka juga mahluk hidup, membutuhkan istirahat," kata dia.

Pemilihan momen Ramadan dianggap tepat dalam mengembalikan kondisi itu, selain menghormati ibadah puasa seluruh muslim.

Pemberlakukan jam libur taman juga memberikan kelonggaran bagi petugas untuk melakukan sejumlah perbaikan fasilitas kandang.

"Jika sengaja bulan biasa sulit, apalagi jumlah pengunjung kan lumayan banyak," kata dia.

Beberapa perawatan kesehatan satwa yang diberikan yakni, pengecekan kesehatan, termasuk pemberian vitamin untuk mengembalikan kondisi satwa.

Dengan ikhtiar itu, maka diharapkan pada saat pembukaan kunjungan taman Satwa, pada 1 Syawal mendatang, kondisi satwa dalam keadaan sehat dan lebih bugar.

"Lihat saja nanti tingkah satwa lebih ceria dan gembira," ujar Rudy menjelaskan manfaat rehat sejenak bagi satwa.

Untuk perbaikan infarstruktur, lebih difokuskan untuk memperbaiki kandang satwa yang mengalami kerusakan.

"Ada pengelasan, pengecatan, pemberian disinfektan, termasuk yang bocor-bocor kami perbaiki," papar dia.

Rudy menyatakan, pemberian treatment libur sebulan sudah dilakukan sejak pertama kali taman dibuka satu dekade lalu.

Upaya itu memberikan banyak manfaat kesehatan bagi seluruh satwa yang dikelola taman. "Termasuk buat pegawai, mereka juga ingin libur sejenak sambil menjalankan puasa," ujarnya.

Target Kunjungan Lebaran 2019

Sejumlah pekerja Taman Cikembulan nampak tengah melakukan pengecetan tembok di dalam Taman
Sejumlah pekerja Taman Cikembulan nampak tengah melakukan pengecetan tembok di dalam Taman (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Seiring terus naiknya jumlah kunjungan, Rudy menargetkan jumlah pengunjung Taman Satwa Cikembulan pada lebaran idul fitri tahun ini di angka 30 ribu. "Tahun lalu kami berhasil meraih 26 ribu pengunjung," ujar dia.

Saat ini, sebagian besar pengunjung masih berasal dari lokal atau domestik Garut, sementara dari luar Garut, baru memenuhi area lokasi satwa sepekan setelah idul fitri. "Biasanya menjelang arus balik mereka liburan dulu ke sini," kata dia.

Rudy mengakui, sejak pertama kali dibuka untuk umum, jumlah pengunjung taman satwa terus menunjukan peningkatan setiap tahunnya, jika awalnya hanya di bawah 10 ribu orang, kemudian beranjak di angka 10 ribu pada tahun ke lima.

Hingga akhirnya hingga kini berada di kisaran 25 ribu ke atas dalam satu dekade taman satwa beroperasi. "Alhamdulillah kepercayaan warga untuk menikmawati kawasan satwa Cikembulan tinggi," kata dia.

Menurutnya, berlibur di kawasan Taman Satwa Cikembulan banyak memberikan keuntungan, selain peran edukasi pengenalan satwa bagi buah hati, keberadaan fasilitas lesehan, saung dan bale-bale yang disediakan pengelola, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

"Mereka bisa dengan sesuka hati menikmati liburan, tanpa meninggalkan kesan persaudaraan dalam momen lebaran," kata dia.

Seperti tahun sebelumnya, beberapa spot yang biasa menjadi pilihan pengunjung yakni, melihat tingkah lucu di luar kandang singa Afrika (Panthera Leo), kemudian kandang harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae), macan tutul (Panthera Pardus), serta orang utan (Pongo Pygmeus Moreo) yang berada di kandang terbuka.

Dengan menyisakan waktu sekitar 22 hari ke depan, ia berharap perbaikan sejumlah fasilitas satwa, termasuk pemeliharaan dan pengecekan kesehatan seluruh satwa, bisa selesai tepat waktu. "Insyaalloh per tanggal 1 Syawal kami kembali siap melayani pengunjung," ujar dia.

Keluhan Akses Jalan

Akibat akses jalan rusak, nampak sebuah delman lebih memilih jalan dengan pelan untuk memilih jalan menuju Taman Cikembulan.
Akibat akses jalan rusak, nampak sebuah delman lebih memilih jalan dengan pelan untuk memilih jalan menuju Taman Cikembulan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Meskipun potensi lonjakan pengunjung idul fitri cukup tinggi, namun ada satu ganjalan yang membuat pengelola Taman Satwa Cikembulan meradang.

Saat ini kondisi akses jalan masuk dari arah utara, terutama dari pangkalan ojek Cigag (Cigunung Agung) sepanjang 2 kilometer, menuju taman satwa dalam keadaan rusak parah.

"Lubangnya cukup dalam dan cukup membahayakan pengendara," ujar dia.  

Tak ayal saat musim hujan tiba, kubangan air di beberapa titik tak terelakan para pengguna jalan yang menggunakan akses jalan itu.

Ancaman itu diperparah dengan kondisi bahu jalan yang hanya layak dilalui satu laur kendaraan, sehingga antrian dan kemacetan kendaraan tidak terelakan.

"Ada satu saja kendaraan parkir di dekat kawasan Taman, pasti kemacetan sulit dihindarkan," ujar dia,

Rudy berharap, di tengah masuknya musim mudik dan liburan idul fitri tahun ini, lembaganya meminta pemerintah Garut bisa memberikan perbaikan akses jalan menuju kawasan Taman Satwa.

Dengan semakin naiknya pamor kawasan wisata Taman Cikembulan sebagai spot wisata unggulan di Garut, lembaganya berharap pemerintah bisa turun tangan memberikan solusi pembangunan infrastruktur jalan yang lebih baik.

"Jika pemerintah menyetujui mendingan membuat jalan baru 500 meter yang diambil dari jalan baru Lingkar Kadungora," ujar Rudy berharap.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya