Buruan Narkoba BNN Lolos Karena Lokasi Transaksi Dirazia Satpol PP

Kepala BNN Riau Brigjen Untung Subagyo angkat bicara soal keributan anggotanya dengan Kepala Satpol PP di parkiran hiburan malam. Dia menyatakan tidak akan meminta maaf karena tidak ada yang salah.

oleh M Syukur diperbarui 25 Agu 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2019, 07:00 WIB
Kepala BNN Riau Brigjen Untung Subagyo memberi penjelasan terkait vidoe viral ribut Satpol PP Pekanbaru dan petugas BNN.
Kepala BNN Riau Brigjen Untung Subagyo memberi penjelasan terkait vidoe viral ribut Satpol PP Pekanbaru dan petugas BNN. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru- Permintaan maaf pribadi Komisaris Besar Iwan Eka Putra kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Pekanbaru Agus Pramono tidak digubris. Mantan Kepala Staf Korem Wirabima ini masih belum melupakan keributan di parkiran hiburan malam, Jum'at dini hari, 23 Agustus 2019.

Agus ingin peristiwa yang videonya viral di media sosial itu diselesaikan atasan Iwan, yaitu Kepala BNN Riau Brigadir Jenderal Subagyo. Hanya saja keinginan Agus ini tidak akan tercapai karena Subagyo lebih memilih berkomunikasi dengan Wali Kota Pekanbaru Dr Firdaus ST.

"Saya akan bertemu wali kota tentang berita ini, akan saya luruskan," kata Untung Subagyo di kantor BNN Riau, Sabtu petang, 24 Agustus 2019.

Di pertemuan nanti, Subagyo menyatakan tidak akan minta maaf. Menurutnya, perkataan maaf hanya dilakukan kalau institusinya bersalah atau menghalangi tugas dari Satpol PP Pekanbaru ketika merazia tempat hiburan bernama Grand Dragon itu.

"Kalau minta maaf seolah ada perbuatan yang tidak betul, kita ini sama-melaksanakan tugas. Satpol PP bertugas dan anggota saya di sana juga melaksanakan tugas," kata Subagyo.

Menurut Subagyo, kejadian ini seharusnya tidak terjadi jika dikomunikasikan dengan baik oleh Agus Pramono dan Iwan Eka Putra. Namun di lokasi terjadi salah paham sehingga keributan menjadi viral setelah videonya beredar luas.

Subagyo menyatakan, rekaman keributan itu tidak perlu dibesarkan-besarkan, apalagi diviralkan. Pasalnya masyarakat yang tidak tahu duduk permasalahan akan mempersepsikannya tidak pantas.

"Seolah-olah angggota BNN menghalangi tugas Satpol PP, menjadi beking tempat hiburan. Justru kami ingin Pekanbaru ini bebas narkoba, caranya ya rencana pengungkapan malam itu," terang Subagyo didampingi Iwan Eka Putra.

Subagyo menyatakan, salah paham terjadi ketika rencana pengungkapan ribuan butir ekstasi oleh BNN Riau sudah matang, lalu datang Satpol PP merazia tempat hiburan malam yang parkirannya bakal dijadikan lokasi transaksi.

Kegagalan ini berimbas perasaan tak nyaman Iwan ketika beberapa personel Satpol PP memeganginya. Iwan lalu bertanya dalam rangka apa penegak Perda itu di lokasi.

Simak video pilihan berikut:

Pengaruh Alkohol?

Potongan video keributan personel BNN Riau Kombes Iwan Eka Putra dengan Kepala Satpol PP Pekanbaru.
Potongan video keributan personel BNN Riau Kombes Iwan Eka Putra dengan Kepala Satpol PP Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Iwan memang tak langsung memperkenalkan diri karena tidak ingin orang di lokasi mengetahui siapa dirinya.

"Ada perasaan tak enak dari anggota kami di lapangan dan begitu juga Satpol PP. Di satu sisi kedatangan Satpol PP menggagalkan target karena banyak orang berseragam," terang Subagyo.

Di sisi lain, Subagyo membantah tudingan bahwa Iwan di bawah pengaruh alkohol ketika ribut dengan Agus. Dia menyebut minuman keras, narkoba ataupun obat-obatan terlarang harus jauh dari anggotanya.

Terkait adanya ancaman menembak Kepala Satpol PP saat keributan terjadi, Subagyo tak menampiknya. Menurutnya, Iwan hampir lepas kontrol karena menerima perlakuan tak mengenakkan dari sejumlah personel Satpol PP.

"Terjadi adu mulut, lalu ada dilakukan perlakuan tak layak, ditangkap dan ingin dibawa (Satpol PP)," jelas Subagyo.

Terkait adanya tudingan BNN Riau menjadi pelindung tempat hiburan malam, Subagyo membantah keras. Justru selama ini, BNN dinyatakan Subagyo telah menangkap bandar, kurir dan kaki tangan sindikat narkoba internasional di Pekanbaru.

Hal ini dibuktikan dengan pengungkapan peredaran 70 kilogram sabu dan 33 ribu butir pil ekstasi di Pekanbaru dan berbagai kabupaten oleh BNN Riau.

"Pekanbaru ini tidak hanya jalur masuk, tapi juga tempat pelemparan (peredaran) narkoba," sebut Subagyo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya