Mengenal Longgo dan Langga, Seni Bela Diri Khas Gorontalo yang Unik

Seni bela diri unik ini konon menyebar dan berkembang sejak abad ke-16, bersamaan dengan masuknya agama Islam ke wilayah Gorontalo.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 15 Sep 2023, 13:13 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2019, 06:00 WIB
Seni Bela Diri Langga dan Longgo
Langga, Bela diri Gorontalo. Foto: Arfandi Ibrahim/ Liputan6.com

Liputan6.com, Gorontalo - Jika Betawi punya silat Beksi, Gorontalo punya Longgo dan Langga. Seni bela diri unik ini konon menyebar dan berkembang sejak abad ke-16, bersamaan dengan masuknya agama Islam ke wilayah Gorontalo. 

Langga sebutan untuk bela diri tanpa senjata, sedangkan Longgo adalah bela diri dengan menggunakan senjata tajam.

Jamaludin Gaib (46), salah satu tokoh masyarakat di Gorontalo mengatakan, seni bela diri Longgo dan Langga sangat unik lantaran geraknya berkaitan erat dengan aktivitas sehari-hari.

"Keduanya merupakan seni bela diri tradisional Gorontalo, yang diperkaya dengan budaya gerak, yang berkaitan dengan upacara adat serta beberapa aktivitas sehari-hari, seperti, memanjat pohon kelapa, berkebun, menyeberang sungai, dan lain sebagainya," katanya. 

Jamaludin mengatakan, seni bela diri ini pertama kali dibawa oleh seorang ulama besar sekaligus pejuang pada masa penjajahan Belanda di tanah Gorontalo.

 

 

Seni Bela Diri Langga dan Longgo
Foto: Arfandi Ibrahim/ Liputan6.com

Seiring perkembangan zaman, seni bela diri Langga dan Longgo menginspirasi lahirnya tradisional yang kerap dipentaskan saat upacara penyambutan tamu kebesaran adat di Gorontalo.

"Asal-usulnya ini dari Ju Panggola yang diberi gelar Raja Ilato atau kilat, yang dapat menghilang dan muncul secara tiba-tiba dikerumunan orang banyak," katanya.

Dirinya menjelaskan bahwa bela diri ini lahir tanpa harus mempelajari struktur gerak dan teknik bela diri pada umumnya. Ju Pangola saat itu hanya menetesan cairan ke mata muridnya dan secara otomatis mereka sudah mampu melakukan gerakan Langga atau Longgo.

"Bela diri ini berasal dari kata helangga-langgawa yang artinya gerak-gerik. Sehingga mulai dikenal oleh masyarakat Gorontalo dengan sebutan langga," tutunya.

Tarian Langga dan Longgo punya makna filosofis yang dalam. Setiap simbol dalam tarian Langga atau Longgo sangat dipengaruhi oleh sistem sosial dengan berbagai kebudayaan yang mengelilinginya.

Selain tarian, Tari Langga juga menjadi olahraga tradisional untuk mengadu ketangkasan dalam mengunci atau membuka kuncian yang disebut walama.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya