PDHI: Pemerintah Perlu Tetapkan Wabah Kolera Babi di Sumut

Virus hog cholera atau kolera babi makin merajalela di Sumatera Utara. Tercatat virus tersebut sudah masuk di 16 kabupaten di kawasan tersebut.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 05 Des 2019, 15:47 WIB
Diterbitkan 05 Des 2019, 15:47 WIB
Kolera Babi di Sumatera Utara
Babi mati terserang kolera babi di Sumatera Utara. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Jakarta - Virus hog cholera atau kolera babi makin merajalela di Sumatera Utara. Tercatat virus tersebut sudah masuk di 16 kabupaten di kawasan tersebut. Hingga kini sudah 10.289 ekor babi yang dilaporkan mati.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Mulkan Harahap mengatakan, jika sebelumnya 11 kabupaten. Sekarang bertambah lima, menjadi 16 kabupaten.

"Lima kabupaten yang terjadi kematian babi yakni Langkat, Tebing Tinggi, Siantar, Simalungun, dan Pakpak Bharat. Paling tinggi masih di Deli Serdang, 3.276 ekor, dan paling sedikit Siantar, 3 ekor," kata Mulkan, Rabu (4/12/2019).

Mulkan menjelaskan, penyebab kematian ribuan babi di Sumut adalah kolera. Meskipun beberapa waktu lalu, Balai Veteriner Medan menyebut kematian babi juga terindikasi African Swine Fever (ASF), pihaknya sudah menyampaikan laporan tertulis ke Gubernur Sumut.

Sementara itu, terkait wabah kolera babi, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Muhammad Munawaroh, menurut surat edaran yang diterima Liputan6.com, Kamis (5/12/2019) mengatakan,  Indonesia sebagai salah satu anggota Organisasi Kesehatan Hewan Dunia atau World Organisation for Animal Health (OIE), perlu membagikan informasi kejadian wabah penyakit hewan menular yang termasuk kategori penyakit hewan lintas batas (transboundary diseases) yang wajib dilaporkan (notifiable disease) sesuai dengan Ketentuan Organik OIE.

"Dipandang perlu Menteri Pertanian menetapkan adanya wabah ASF tersebut,” katanya.

Penetapan itu penting dilakukan, katanya, untuk bisa mengambil tindakan-tindakan secara legal selanjutnya dalam pengendalian dan penanggulangan penyakit ASF.

"Sebagai organisasi profesi Dokter Hewan di Indonesia yang peduli terhadap Kesehatan Hewan, Kesehatan dan Kesejahteraan Manusia, serta Pembangunan Nasional meminta pemerintah untuk segera mengumumkan dan menetapkan kasus wabah penyakit African Swine Fever (ASF) di Sumatera Utara," katanya.

Dirinya juga berharap, pemda setempat mengambil tindakan-tindakan nyata sesuai dengan peraturan dalam pengendalian dan penanggulangan penyakit ASF pada babi.

Pihak PB PDHI juga siap berperan aktif bersama Pemerintah baik Pusat maupun Daerah serta pihak-pihak yang terkait, terutama peternak babi dan masyarakat untuk turut serta dan bekerjasama dalam tindakan pengendalian dan penanggulangan penyakit ASF.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya