Liputan6.com, Buton Tengah - Sarlan atau La Rungge (6), bocah penderita gizi buruk di Desa Lowu-lowu, Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah, kini dirawat di RSUD Buton Tengah. Dia dipindahkan dari Puskesmas Gu tempat pertamakali dirawat, Jumat (15/2/2020) malam.
Sebelumnya, La Rungge dipasangi alat penambah cairan di tubuhnya. Disana, dia juga diberikan makanan tambahan dan obat-obatan.
Kepala Desa Lowu-lowu, Karim Wendo mengatakan, saat ini dia ditemani ayahnya di rumah sakit. Sebelumnya, La Sari sempat tidak mengetahui kondisi anaknya karena sudah tinggal berbeda rumah dengan mereka.
Advertisement
Baca Juga
"Ayahnya sudah datang di rumah sakit. Ibunya pulang ke rumah," ujar Karim, Minggu (16/2/2020).
Sebelumnya, ada insiden kecil saat bocah penderita gizi buruk berada di rumah sakit. Ibunya, Wa Lani, sempat berusaha menarik paksa selang cairan yang sudah dipasang pada bocah kurus itu.
Ibunya yang diketahui mengidap gangguan jiwa, berusaha membawa pulang La Rungge. Namun, beberapa orang yang berada di dalam ruangan berusaha menahan aksi Wa Lani.
Hal ini diungkapkan Kepala Puskesmas Gu, La Saidin. Namun, pihaknya sudah membujuk ibu bocah gizi buruk untuk pulang ke rumah.
"Saat ini anak itu sudah dirawat rumah sakit," ujar La Saidin singkat, dihubungi via talepon seluler.
Sejak kabar bocah penderita gizi buruk dan keluarganya di Buton Tengah menyebar, sejumlah kelompok pemuda sudah membantu meringankan beban keluarga. Beberapa diantaranya, membawa sembako dan bantuan uang tunai untuk meringankan pendeitaan mereka.
Tinggal di Rumah Kumuh
La Rungge, bocah penderita gizi buruk asal Buton Tengah, tinggal di sebuah rumah kumuh. Bangunan yang terbuat dari papan itu, beberapa dindingnya sudah berlubang dimakan rayap.
Didalamnya, ada 2 orang lain selain La Rungge dan ibunya. Keduanya, sepasang lansia yang sudah berusia sekitar 60 tahun lebih.
Kepala Desa Lowu-lowu, Karim Wendo, rumah mereka sudah bertahun-tahun didirikan. Tidak banyak perabotan, kondisi rumahnya memang perlu perhatian.
"Tidak ada listrik, mereka pakai lampu tembok," ujar kades yang baru sebulan menjabat itu.
Dia juga mengungkapkan, keluarga ini pernah mendapatkan bantuan beras bagi warga kurang mampu. Namun, bantuan ini tak lagi diterima mereka.
Karim menyatakan, kehidupan mereka juga bergantung dari tanaman sayur kelor yang tumbuh di depan rumah. Meskipun tak setiap hari, daun kelor untuk sayur, dijual ke pasar oleh pasangan lansia untuk membeli lauk atau beras.
Salah seorang warga lainnya, Arfin menyatakan, kadang warga yang iba kepada kondisi keluarga bocah gizi buruk, memberikan singkong atau jagung.
"Singkong ini, dari kebun warga yang lain," ujar Arfin.
Advertisement
Ibu La Rungge Gangguan Jiwa
Wa Lani (23), ibu penderita gizi buruk di Buton Tengah, mengalami gangguan kejiwaan. Kondisi ini, sudah dialami sejak dua tahun lalu.
Kondisinya makin bertambah usai dia ditinggalkan suaminya. Saat ini, sang suami bersama istri keduanya di kampung tetangga.
Ibunya merupakan warga perantauan asal Ambon, Maluku yang hidup di wilayah itu. Saat ini, ibunya tak memiliki pekerjaan apa-apa untuk membiayai hidup anaknya.
Kepala Desa Lowu-lowu, Karim Wendo menyatakan, kondisi ibunya kemungkinan besar menjadi penyebab La Rungge menderita gizi buruk. Dia juga membenarkan, La Rungge belum mengenyam pendidikan dasar hingga dia berusia 6 tahun.
Warga lainnya, Wahab Hamzah menyatakan, ibunya sempat hendak dirujuk ke Kota Kendari untuk mendapatkan terapi kejiwaan. Namun, sampai saat ini belum ada biaya.
"Iya, pernah mau dibawa, tapi belum ada biaya," ujarnya.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Â