Roti Buaya Berkalung Ban Muncul di Kota Palu

Keberadaan buaya berkalung ban yang viral menginspirasi salah satu produsen roti di Kota Palu untuk menciptakan inovasi.

oleh Heri Susanto diperbarui 19 Feb 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2020, 18:00 WIB
Roti Buaya Berkalung Ban
Natalia, salah satu pembeli sedang berposes bersama roti buaya berkalung ban di toko roti di Jalan RE Martadinata, Palu. (Liputan6.com/ Heri Susanto)

Liputan6.com, Palu - Buaya berkalung ban yang masih belum terselamatkan, menginspirasi salah satu produsen roti di Kota Palu untuk menciptakan inovasi. Mereka membuat roti buaya berkalung ban. Roti ini pun laris manis diburu pembeli.

Afuy, produsen roti ternama di Kota Palu itu menjual roti buaya dengan berbagai ukuran lengkap dengan ban di lehernya, mirip si buaya di muara Sungai Palu yang pernah diburu untuk diselamatkan oleh Matt Wright, presenter National Geographic.

Afuy mengaku telah membuat roti buaya sejak 2018 lalu, namun baru dilengkapi dengan 'ban' sejak tiga pekan yang lalu, atau saat buaya muara yang dilindungi tersebut kembali viral. Masukkan juga datang dari pembeli yang menginginkan dijual roti buaya dengan ban di lehernya. Hasilnya roti buatannya selalu dicari pembeli, terutama untuk diberikan ke anak-anak. Bahkan selalu ludes di tiga cabang tokonya.

"Sampai sekarang banyak yang pesan roti buaya berkalung ban. Ide dan inspirasinya memang dari buaya malang itu. Yah memanfaatkan momen saja," kata Afuy kepada Liputan6.com, Rabu (19/2/2020).

Pantauan Liputan6.com di salah satu toko roti di Jalan RE Martadinata, Palu pada Rabu siang, hanya tersisa dua roti buaya berkalung ban saja dari 10 roti yang disediakan. Roti-roti tersebut habis dalam waktu singkat. Bahkan beberapa pembeli terpaksa harus memesan terlebih dahulu atau mencarinya di cabang-cabang yang lain.

"Awalnya roti berkalung ban yang kami jual hanya berukuran 15 centimeter, baru Selasa kemarin kami buat yang ukuran 30 centimeter atas permintaan pembeli,” tutur pelayan toko roti, Kristin, Rabu (19/2/2020).

Roti yang berukuran 15 centimeter sendiri menjadi yang paling diminati karena harganya yang murah, yakni hanya Rp8 ribu. Sedangkan yang besar berukuran 30 centimeter dihargai Rp80 ribu. Keduanya berisi cokelat. Cokelat juga yang menjadi bahan untuk membentuk ban di leher buaya.

Sementara bagi pembeli, minat mereka pada roti buaya berkalung ban karena keunikannya yang secara tidak langsung terkait dengan drama-drama penangkapan buaya tersebut di Sungai Palu, yang melibatkan para pesohor semisal Panji dan Matt Wright.  

"Saya sengaja cari roti ini karena unik. Belinya juga harus cepat karena takut kehabisan. Rasanya juga enak," ujar Natalia, salah satu pembeli.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya