Pasar Ramadan Ditiadakan, Pemkot Samarinda Luncurkan Aplikasi

Pemkot Samarinda meniadakan Pasar Ramadan. Sebagai gantinya, pedagang bisa memanfaatkan aplikasi.

oleh Abdul Jalil diperbarui 03 Apr 2020, 11:06 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2020, 11:06 WIB
Syahrie Jaang
Wali Kota Samarinda Syahrie Jaang sidak ke gudang sembako untuk melihat ketersediaan stok selama pandemi Covid-19. (foto: istimewa).

Liputan6.com, Samarinda - Lazimnya di Bulan Ramadan, di setiap kota selalu bermunculan Pasar Ramadan. Di beberapa titik, selalu ada deretan pedagang yang menjual aneka hidangan untuk berbuka puasa.

Ramadan kali ini diprediksi masih dalam suasana pandemi Virus Corona Covid-19 yang melarang aktivitas berkumpul banyak orang. Lantas bagaimana nasib Pasar Ramadan tahun ini?

Pemerintah Kota Samarinda telah memutuskan meniadakan pasar itu. Tentu saja alasannya agar tidak ada interaksi secara langsung dan membatasi pergerakan warga.

“Untuk mencegah penularan Vocid-19, kami telah bersepakat untuk meniadakan Pasar Ramadan,” kata Wali Kota Samarinda Syahrie Jaang, Jumat (3/4/2020).

Ada banyak titik Pasar Ramadan di Kota Samarinda. Namun yang terbesar berada di area parker GOR Segiri, Jalan Kesuma Bangsa, Samarinda.

Meski demikian, Pemkot Samarinda memberikan solusi bagi pedagang dengan meluncurkan aplikasi. Nama aplikasinya Behambinan.

Menurut Kepala Diskominfo Kota Samarinda Aji Syarif Hidayatullah, sistem belanja online ini bertujuan untuk tetap melaksanakan physical distancing di tengah wabah Covid-19. Sehingga masyarakat tetap bisa berbelanja meski dari rumah.

"Adanya aplikasi Behambinan ini bisa membantu masyarakat untuk tetap berjualan melalui online," ucap Syarif.

Nama Behambinan sendiri, tambahnya, memiliki arti saling menggendong yang bermakna kebersamaan. Pada dasarnya aplikasi ini tak jauh berbeda fitur jual beli online.

"Nantinya Para Usaha Mikro Kecil Menengah di Samarinda akan diajak untuk bergabung, itu market place-nya, semua bisa mendaftar," terangnya.

Namun, dirinya menekankan bahwa para UMKM akan dikurasi terlebih dahulu. Supaya bisa mengecek apakah layak atau tidaknya.

"Kami juga tidak mau aplikasi itu dikuasai oleh pengusaha besar, kita maunya semua orang saling bantu satu sama lain," pungkasnya.

Simak juga video pilihan berikut:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya