Liputan6.com, Malang - Sudah hampir satu bulan terakhir ini suasana di Stasiun Malang sangat berbeda. Tak tampak lalu lalang penumpang kereta api yang hendak berangkat maupun baru tiba dari luar kota. Semua sejak Corona Covid-19 mewabah di negeri ini.
Jumlah penumpang kereta api melalui Stasiun Malang pun merosot drastis. Sebelum wabah corona Covid-19, tiap hari sekitar 10 ribu orang hilir mudik berangkat maupun tiba di stasiun. Tapi sejak minggu terakhir Maret sampai hari ini rata–rata 900–600 penumpang per hari.
Advertisement
Baca Juga
“Pekan pertama April itu semakin turun tajam jumlah penumpang. Ada beberapa penyebabnya,” kata Wakil Kepala Stasiun Malang, M Nur Ghozuli, Kamis, 23 April 2020.
Di Stasiun Malang ada 11 kereta api jarak jauh atau 22 kali perjalanan pulang pergi tujuan Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Banyuwangi. Seluruhnya secara bertahap sudah batal beroperasi sejak minggu keempat Maret sampai 30 April mendatang.
Sedangkan, untuk kereta api jarak pendek, ada 1 kereta perjalanan pulang pergi yang batal beroperasi sampai 30 April, yaitu KA Penataran rute Malang–Surabaya jadwal keberangkatan 17.28 WIB dan KA Tumapel rute Surabaya–Malang jadwal tiba pukul 23.28 WIB.
“Masih ada empat kereta api jarak pendek atau delapan kali perjalanan pulang pergi yang beroperasi. Tapi keterisian penumang sudah turun drastis,” ucap Ghozuli.
Kereta jarak pendek itu pun sudah tidak banyak penumpang. Diperkirakan penumpang kereta api semakin waspada terhadap bahaya maupun penyebaran corona Covid-19. Sehingga sudah sangat sedikit yang menggunakan moda transportasi kereta api.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Penumpang dengan Gejala
PT Kereta Api Indonesia menerapkan protokol keamanan bagi calon penumpang. Pemeriksaan suhu tubuh bagi mereka yang hendak berangkat maupun terhada penumpang yang baru tiba.
Berdasarkan catatan otoritas Stasiun Malang, tercatat ada 5 penumpang gagal berangkat karena suhu tubuh di atas normal. Serta seorang lagi penumpang yang baru tiba di stasiun. Semua kemudian dicek kesehatan oleh petugas medis di posko stasiun.
“Perkiraan petugas kesehatan Kota Malang, mereka mungkin kelelahan karena perjalanan. Tapi tetap didata dan diminta isolasi mandiri karena gagal berangkat,” ujar Ghozuli.
Sementara untuk kereta api jarak pendek yang masih beroperasi, kuota penumpang dibatasi. Dalam satu gerbong kereta misalnya, kapasitas 106 kursi dan tiket berdiri kini dikurangi 75 persen atau setia gerbong hanya dimanfaatkan untuk 79 penumpang.
“Ya itu pencegahan penyebaran virus, jadi memang berpengaruh juga ke jumlah rata – rata penumpang,” ucap Ghozuli.
Tidak hanya tingkat keterisian kereta saja yang berkurang drastis. Jasa pengiriman juga terpukul oleh wabah corona. Di Stasiun Malang, pengiriman paket turun dari rata – rata 15 ton per hari kini hanya 7,5 ton per hari.
“Ada kereta khusus ekspedisi, tapi tetap saja terdampak dengan wabah ini,” ujar Ghozuli.
Advertisement