Teliti Sebelum Membully, Apresiasi Untuk Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan menjadi korban paranoia sosial. Jenazahnya ditolak dimakamkan di sejumlah daerah, dan terakhir dua perawat harus pindah dari tempat kost. Inilah bentuk perundungan secara perilaku.

oleh Felek Wahyu diperbarui 28 Apr 2020, 21:30 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2020, 21:30 WIB
lasmi
Anggota Fraksi Demokrat Lasmi Indaryani menyerahkan sumbangan kepada Bupati Banjarnegara. (foto: Liputan6.com/felek wahyu)

Liputan6.com, Banjarnegara - Krisis sosial yang menimpa para perawat mulai penolakan pemakaman di Kabupaten Semarang hingga pengusiran perawat dari tempat kost menjadi keprihatinan bersama. Meskipun sejumlah apresiasi tetap diberikan kepada mereka, namun tak serta merta mengubah paranoia publik.

Menurut salah satu anggota DPR RI, Lasmi Indaryani, tenaga kesehatan masih sangat minim proteksi. Termasuk proteksi sosial.

"Pasien positif Covid-19 dan PDP tentu berharap sembuh. Hanya kepada tenaga kesehatan termasuk perawat harapan mereka,” kata Lasmi, Selasa (28/04/2020).

Tidak hanya perawat, bidan dan dokter yang bertugas di rumah sakit rujukan, maupun puskesmas. Namun, tenaga administrasi hingga tenaga kebersihan juga perlu dukungan masyarakat. 

"Mereka perlu alat pelindung diri (APD) yang standart. Dukungan bisa berupa sumbangan APD hingga doa dan harapan positif serta perlakuan manusiawi secara sosial,” kata Lasmi.

Lasmi bukan hanya bicara. Ia membawa serta bantuan untuk proteksi para tenaga kesehatan. Bukan hanya perangkat APD standar, namun juga makanan dan suplemen kesehatan juga menjadi kebutuhan untuk meningkatkan imunitas tubuh. 

"Para tenaga kesehatan termasuk perawat juga khawatir lho. Karenanya banyaknya video dukungan juga mampu membangkitkan semangat mereka,” katanya.

 

Simak video nestapa perawat ini:

Apresiasi

Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono sempat menjenguk pemandu lagu yang dirawat di ruang isolasi Covid-19. (Dok. Pemkab Banjarnegara, Liputan6 com/Galoeh Widura).
Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono sempat menjenguk pemandu lagu yang dirawat di ruang isolasi Covid-19. (Dok. Pemkab Banjarnegara, Liputan6 com/Galoeh Widura).

Lasmi menyumbangkan 3000 kotak susu dan suplemen kesehatan.

"Fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas adalah tempat yang rawan terjadi penularan virus corona. Terutama bagi yang kondisinya tidak fit," kata Lasmi.

Menurut Lasmi, tindakan menolak jenazah, mengusir perawat dari tempat kost dan sejenisnya termasuk tindakan bullying atau perundungan. Celakanya perundungan ini bukan perundungan verbal atau dengan kata-kata, namun sudah menjadi tindakan dan dikhawatirkan akan menjadi standar perilaku kalau tak ada koreksi.

"Baiknya teliti sebelum membully. Bayangkan jika kita sakit, siapa yang akan merawat kalau bukan mereka?" kata Lasmi.

Susu yang dibawa Lasmi kemudian disalurkan ke RSUD Anna Lasmanah, RSI Bawang, RS Emmanuel Klampok dan RS PKU Merden serta seluruh puskesmas di Banjarnegara. 

Sementara itu Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menyambut baik bantuan itu. Partai Demokrat disebut sebagai salah satu partai yang mencoba peduli dengan kondisi saat ini.

“Atas nama masyarakat Banjarnegara saya mengucapkan terimakasih. Semua langsung kita bagikan pada empat rumah sakit yang ada di Banjarnegara, mulai dari RSUD, RSI, RS Emanuel, dan PKU Muhammadiyah, susu ini kemudian dibagikan pada pasien yang ada,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya