Liputan6.com, Gorontalo - Bagaimana rasanya jika bantuan langsung tunai Covid-19 yang sudah diserahkan kemudian diambil kembali oleh pemerintah desa? Kejadian yang bikin keki itu benar-benar dialami Tunce Djawalu (53), warga Desa Saripi, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Gorontalo.
Sebelumnya Tunce terdaftar sebagai salah satu warga penerima bantuan Covid-19. Bahkan untuk memastikannya, bapak dua orang anak ini sempat mengecek langsung ke sekretariat desa.
"Saya cek langsung ternyata ada nama saya," kata Tunce.
Advertisement
Merasa senang dirinya terdaftar sebagai penerima BLT, Tunce pun langsung pulang dan mengabarkan hal itu kepada istrinya. Perasaan senang itu bukan tanpa sebab, bantuan langsung tunai menjadi harapan satu-satunya bagi Tunce untuk menyambung hidup lantaran dirinya tak lagi bekerja semenjak PSBB diberlakukan di Gorontalo.
Baca Juga
Bahkan saking semangatnya, bapak yang sehari-harinya merupakan buruh harian itu langsung melengkapi seluruh administrasi yang dimintakan oleh pemerintah desa sebagai salah satu syarat pencairan.
"Saking senangnya, sebelum waktu penerimaan saya sudah menyiapkan semua syarat yang diminta," katanya.
Singkat cerita, uang BLT sudah di tangan Tunce dan lansgung diserahkan kepada sang istri untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Namun belum ada 10 menit uang itu tiba di rumah Tunce, apara desa datang dan menarik kembali dana BLT tersebut, yang menurut Tunce, tanpa ada alasan yang jelas. Tunce dan keluarganya hanya bisa kecewa dan pasrah.
"Sedih sekali," katanya.Â
Meski tak terima dengan perlakuan aparatur desa, dirinya tak bisa berbuat banyak. Uang Rp1,2 juta yang telah diterimanya ditarik kembali seutuhnya.
"Saya merasa dihina, untung uangnya belum saya belanjakan," katanya.
Sementara itu, pihak Desa Saripi, Paguyaman, Boalemo, Gorontalo saat ingin dikonfirmasi tim Liputan6.com belum mau menjawab dan menjelaskan duduk perkara penarikan kembali dana BLT yang sudah diberikan tersebut.
Â