Liputan6.com, Malang - Penyebaran virus Corona Covid-19 di Kota Batu belum bisa dikendalikan. Rate of Transmition (Rt) atau tingkat penularan virus corona baru di kota ini masih di angka 1. Sehingga belum siap masuk new normal atau era kenormalan baru.
Rt di angka 1 menunjukkan jika ada seorang terinfeksi Corona Covid-19 maka berpotensi besar menularkan kepada seorang lagi. Angka masih fluktuatif, bisa naik atau turun. Rt jadi salah satu indikator Gugus Tugas Nasional untuk menilai status wilayah.
Advertisement
Baca Juga
"Angka berdasarkan hasil hitungan ahli epidemiologi. Sehingga Kota Batu belum bisa menuju ke new normal," kata juru bicara Satgas Covid-19 Kota Batu, M Chori, Selasa, 16 Juni 2020.
Salah satu syarat sebuah daerah atau wilayah bisa menerapkan kenormalan baru adalah angka Rt-nya harus di bawah 1. Maknanya, potensi penularan bisa ditekan sekecil mungkin atau penyebaran virus bisa dikendalikan.
"Rt dihitung dari jumlah kasus baru pada satu kurun waktu tertentu yang merupakan hasil penularan dari kasus positif yang sudah terjadi sebelumnya," ujar Chori.
Sebelumnya, Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 17–30 Mei 2020. Kebijakan pembatasan dalam satu wilayah itu tak diperpanjang sesuai rekomendasi Pemprov Jawa Timur.
Sementara itu, sampai hari ini, Selasa, 16 Juni 2020, kasus Corona Covid-19 di Kota Batu, ada 43 pasien positif (5 sembuh dan 3 meninggal). Ada 94 PDP (54 sehat dan 9 meninggal). Ada 85 ODP (298 selesai dipantau). Ada 306 OTG dan 6.074 ODR.
Simak video pilihan berikut ini:
Positif Corona Terus Bertambah
Sementara itu, Pemkot Malang baru saja mendapat bantuan sebanyak 1.000 rapid test dari Pemprov Jatim. Alat uji cepat itu pun dimanfaatkan untuk pemeriksaan massal di tiga titik selama 3 hari beruntun.
Pada hari pertama ini, ada 237 orang di Pasar Besar Kota Malang, baik itu pedagang maupun pengunjung menjalani rapid test. Hasilnya, 3 orang pengunjung dinyatakan reaktif. Ketiganya diminta menjalani isolasi mandiri di rumah sembari menunggu rapid test kedua.
"Rapid test digelar di pasar karena ini juga tempat kerumunan. Kalau di pusat perbelanjaan modern sudah menerapkan protokol,” kata Sutiaji Wali Kota Malang.
Rapid test digelar sebagai salah satu strategi menekan penyebaran Covid-19. Apalagi banyak Orang Tanpa Gejala yang berpotensi menularkan virus tanpa mereka sadari. Tes cepat ini sendiri berfungsi pemeriksaan awal. Serta disiapkan pemeriksaan lanjutan bila diperlukan.
Sutiaji mengingatkan agar pedagang dan pengunjung di pasar tradisional patuh protocol Covid-19. Pemkot sendiri sudah menyiapkan cuci tangan serta toko wajibk pula punya handsanitizer dan pemiliknya memakai masker.
"Kalau ada pedagang bandel setelah diperingatkan tetap tak patuh aturan ya bisa ditutup paksa usahanya," ujar Sutiaji.
Data kasus Corona Covid-19 di Kota Malang pada Senin, 16 Juni 2020 ada 109 pasien positif (38 sembuh dan 6 meninggal). Ada 295 PDP (156 sehat dan 23 meninggal). Ada 950 ODP (904 selesai pantau dan 2 meninggal). Serta 2.543 ODR dan 514 OTG.
Advertisement