Liputan6.com, Yogyakarta- Mendulang rupiah dari media sosial bukan hal mustahil saat ini. Pekerjaan baru bernama influencer pun mulai dilirik banyak anak muda masa kini.
Influencer sekaligus selebgram Yogyakarta, Arifan Drepan menilai sebenarnya influencer bukanlah predikat yang bisa disematkan oleh diri sendiri. Influencer justru diberikan oleh orang lain kepada selebgram atau orang yang dianggap bisa memengaruhi melalui konten media sosialnya. Ia pun berbagi jurus yang bisa ditiru oleh orang-orang yang tertarik dengan predikat baru ini.
"Jadi influencer sebenarnya bisa karena dua faktor, disengaja atau tidak disengaja," ujar Arifan dalam jumpa pers di Yogyakarta, Rabu (1/7/2020).
Advertisement
Baca Juga
Ia mencontohkan, influencer yang muncul karena faktor tidak disengaja terjadi ketika video atau kontennya mendadak viral tanpa perencanaan. Biasanya, mereka yang mendadak viral secara mendadak dilirik oleh brand untuk mempromosikan produknya di media sosial.
Sementara, menjadi influencer karena faktor kesengajaan dengan mengunggah konten yang terkonsep di media sosial. Konsep sebuah konten dibikin untuk membangun citra diri. Seseorang ingin dikenal sebagai apa di dunia sosial media.
"Konten yang dibuat akan menjadi personal branding, citra diri yang unik dan berkarakter (berpotensi cepat dikenal dan viral)," ucap laki-laki yang berasal dari Curup, Bengkulu ini.
Ia mengungkapkan ada influencer yang mengemas citra diri dengan baik atau dengan pertikaian di media sosial. Hal itu bergantung dari keinginan masing-masing orang yang ingin menjadi influencer.
Meskipun demikian, laki-laki yang menetap di Yogyakarta sejak lima tahun lalu ini tidak pernah berniat menjadi seorang influencer yang membentuk ditra diri dengan pertikaian. Sebab, ia juga tidak ingin membuat citra diri yang penuh pertikaian justru menghambat kerja sama dengan brand dan perusahaan.
Ā
Saksikan video pilihan berikut ini:
Berawal dari MC
Arifan Drepan dikenal sebagai selebgram atau influencer dengan akun Instagram @arifandrepan. Jumlah pengikutnya mencapai 36.400. Namun, ia mengungkapkan saat ini justru jumlah pengikut tidak terlalu berpengaruh karena yang terpenting adalah engagement sebuah konten, yang bisa dilihat dari jumlah komen, repost, dan sejenisnya.
Keberadaan Arifan sebagai influencer tidak serta-merta. Ia mengawali kariernya di dunia entertainment justru saat masih berada di bangku kuliah.
"Waktu itu saya diminta untuk menjadi MC sebuah acara kampus pada 2015, dan waktu itu hanya dibayar voucher acara bertemu influencer nasional," tutur Arifan yang mengenyam pendidikan di sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta.
Setelah acara itu, job menjadi MC mulai berdatangan. Salah satunya, peluncuran produk kosmetik yang lagi-lagi sewaktu itu hanya dibayar produk kosmetik dan jilbab.
Ia mengaku ketika itu istilah influencer di Instagram belum ada. Orang hanya mengenal orang yang hits karena memiliki banyak pengikut.
"Waktu itu juga saya belum banyak pengikutnya, hanya sekitar 1.000, tetapi setelah ada fitur Instastory di Instagram saya jadi rajin mengunggah aktivitas saya yang seru-seru dan banyak orang suka," ucapnya.
Pada 2016, jumlah pengikutnya melonjak menjadi 10.000. Ia pun semakin kerap diundang ke berbagai acara untuk menjadi MC.
Ketika itu pula ia mulai diundang ke berbagai acara untuk melakukan review produk atau kuliner. Kariernya sebagai influencer semakin bergeliat ketika ia diundang oleh sebuah platform ke Singapura dalam acara Influencer Network Experience sebagai perwakilan dari Yogyakarta.
Sebagai ambassador sebuah produk perawatan kulit, nama Arifan Drepan sudah tidak diragukan lagi di dunia influencer. Saat ditanya tarif kerja sama, ia enggan menyebutkan nominal. Namun, ia tidak menampik jika satu kali iklan atau endorse bisa untuk membeli iPhone seri terbaru.
Advertisement