Liputan6.com, Pekanbaru - Penusuk imam Masjid Al Falah Pekanbaru sudah menjalani tes kejiwaan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau.
Hasilnya akan keluar tiga hari ke depan sehingga tersangka inisial IM harus ditahan di ruang perawatan rumah sakit.
Advertisement
Baca Juga
Sejak berada di ruang perawatan sekaligus tahanan rumah sakit, terduga penusuk imam masjid ini tak banyak bicara kepada perawat laki-laki. Dia lebih tertarik berbicara banyak dengan perawat dan dokter perempuan.
Menurut Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau Ajun Komisaris Besar Agung Hadi Wijanarko, IM kepada petugas medis laki-laki hanya berbicara satu dua kata. Selebihnya memakai bahasa isyarat.
"Misalnya kalau gak mau makan dia pakai bahasa isyarat, kalau sama perawat laki-laki bicaranya terbatas," kata Agung, Selasa siang, 28 Juli 2020.
Sejak dibawa dari Polsek Pekanbaru Kota, IM, si terduga penusuk imam masjid ini dipantau beberapa dokter, mulai dari dokter umum dan spesialis jiwa. Pihak rumah sakit juga berkoordinasi dengan Bagian Psikologi Biro Sumber Daya Manusia Polda Riau.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Forensik Psikiatri
"Jadi dipantau perilakunya sehari-hari, untuk kondisinya dalam keadaan baik, mau makan meski tidak banyak," ucap Agung.
Agung mengatakan, pengamatan dan pemeriksaan kejiwaan untuk mengetahui kenapa IM nekat menyerang imam Masjid Al Falah. Apa yang dilakukan tim medis ini disebut dengan forensik psikiatri.
Bisa jadi, kata Agung, tersangka melakukan penusukan tidak hanya dipengaruhi diri sendiri tapi juga karena lingkungan.
"Hasil pemeriksaan ini akan dilaporkan kepada penyidik," ucap Agung.
Sebagai informasi, IM ditahan di Polsek Kota Pekanbaru sejak Kamis malam, 23 Juli 2020. Dia menyerang imam Masjid Al Falah, Yazid Umar Nasution ketika berdoa usai salat Isya berjemaah.
Pelaku dan korban sudah saling kenal. Pelaku pernah beberapa kali berkonsultasi dengan korban terkait masalah pekerjaan dan keluarga.
Namun, ketidakpuasan terhadap solusi dari korban diduga menjadi pemicu penusukan ini.
Advertisement