Belajar Pakai HT di Pegunungan Banyumas Jadi Model Pembelajaran untuk Daerah Pelosok

Ada penyerahan bantuan lima handy talky (HT) dari wakil bupati dan dua Ketua Peradi SAI Purwokerto

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 16 Agu 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2020, 11:00 WIB
Belajar melalui HT atau handy talky menjadi percontohan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Pers dan Mitra Kerja)
Belajar melalui HT atau handy talky menjadi percontohan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Pers dan Mitra Kerja)

Liputan6.com, Banyumas - Proses pembelajaran di MTs Pakis di Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok Banyumas akhirnya terselenggara tanpa hambatan. Guru dan siswa bisa berkomunikasi meskipun jarak membentang jauh dengan handy talky alias HT.

Mereka bertemu di udara melalui medium gelombang radio.

Sebelumnya, keterbatasan jangkauan jaringan internet di perdesaan membuat siswa kesulitan menjalankan pembelajaran daring.

Melihat kondisi ini, sekelompok orang yang tergabung dalam komunitas Pers dan Mitra Kerja menggandeng Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI) lokal Banyumas. Mereka menginisasi pembelajaran on air dengan handy talky alias HT.

Pada Jumat (14/8/2020), seminggu setelah pembelajaran di udara berjalan, sejumlah pihak yang terkait menggelar kopi darat. Mereka antara lain dari ORARI Daerah Jawa Tengah, Wakil Bupati Banyumas, Peradi SAI, Pers dan Mitra Kerja, Kepala Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UMKM Banyumas, camat, kades, dan tokoh masyarakat.

Mereka berkumpul mengevaluasi kegiatan belajar mengajar on air. Selain itu juga ada penyerahan bantuan lima handy talky (HT) dari wakil bupati dan dua Ketua Peradi SAI Purwokerto.

Dari pertemuan ini, pemerintah daerah diharapkan bisa memperluas praktik belajar on air di wilayah yang minim akses internet. Sebab, metode ini sudah teruji bisa menjadi solusi permasalahan pembelajaran di MTs Pakis yang terhalang pandemi COVID-19.

"Konsep sinergitas tersebut perlu di wujudkan dalam jangka panjang sebab organisasi amatir radio mempunyai keterbatasan terutama dalam peruntukan izin amatir radionya, juga kemampuan anggaran organisasi yang terbatas," kata Edhy Wahono, anggota Pers dan Mitra Kerja.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Keroyokan ORARI, Jurnalis, Advokat dan Pemda

MTs Pakis menerima bantuan HT untuk belajar jarak jauh. (Foto: Liputan6.com/Pers dan Mitra Kerja)
MTs Pakis menerima bantuan HT untuk belajar jarak jauh. (Foto: Liputan6.com/Pers dan Mitra Kerja)

Gerakan belajar on air ini mendapatkan perhatian berbagai pihak, satu di antaranya Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono. Ia mengaku prihatin setelah mengunjungi MTs Pakis.

"Kami akan mengupayakan bantuan HT lagi," kata Sadewo, yang menyumbang lima buah HT.

Efektivitas dan efisiensi cara belajar ini juga diharapkan mendorong guru-guru di MTs Pakis mengajukan permohonan lisensi atau izin amatir radio yang sah dari pemerintah sehingga lebih aman dalam penggunaan perangkat radio.

"Kami dari ORARI Daerah Jawa Tengah secara khusus meminta kepada ORARI lokal Banyumas agar mengawasi bantuan peralatan, mengawasi, membimbing dan mendampingi pengunaan peralatan tersebut agar benar-benar bermanfaat," kata Ketua Orari Daerah Jawa Tengah, YB2BZ Ir Drs JB Praharto, M.Eng.

ORARI dilibatkan dalam pengaturan penggunaan perangkat komunikasi berbasis gelombang radio. Termasuk penyediaan repeater sebagai infrastruktur utama komunikasi on air melalui gelombang radio.

Sementara sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Pers dan Mitra memberi materi tentang kepenulisan, foto maupun video.

Belajar on air dilakukan dengan menanfaatkan repater amatir radio pada frekuensi UHF untuk komunikasi dua arah antara guru-guru dan murid. Komunikasi berlangsung dengan maksimum durasi push to talk sesuai prosedur operasional radio yang telah ditentukan, yaitu 120 detik agar bisa bergantian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya