Teror Covid-19 di Purbalingga, 25 Tenaga Kesehatan RSUD Goeteng Terpapar

Teror itu memuncak ketika 25 tenaga kesehatan di RSUD Goeteng Taroenadibrata, rumah sakit terbesar di Purbalingga, terkonfirmasi positif Covid-19

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 26 Nov 2020, 01:00 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2020, 01:00 WIB
Ilustrasi - Ambulans RSUD Goeteng Taroenadibrata, Purbalingga. Sebanyak 25 tenaga kesehatan di RSUD Goeteng terpapar Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Purbalingga)
Ilustrasi - Ambulans RSUD Goeteng Taroenadibrata, Purbalingga. Sebanyak 25 tenaga kesehatan di RSUD Goeteng terpapar Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Purbalingga)

Liputan6.com, Purbalingga - Dampak psikologis lonjakkan kasus Covid-19 di Kabupaten Purbalingga memicu kecemasan di kalangan tenaga kesehatan. Teror pandemi setiap saat mengintai sehubungan dengan profesi mereka yang bersentuhan langsung dengan pasien.

Teror itu memuncak ketika 25 tenaga kesehatan di RSUD Goeteng Taroenadibrata, rumah sakit terbesar di Purbalingga, terkonfirmasi positif Covid-19.

Data RSUD Goeteng menyebut, dari 25 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19, tiga di antaranya dokter, 16 perawat, dan sisanya ahli gizi, tenaga cleaning service serta sopir. Data itu juga menyebut 24 dari 25 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 tidak menunjukkan gejala.

Setelah menjalani perawatan, 12 di antaranya sembuh. Sementara 13 orang sisanya masih menjalani perawatan.

“Berdasar hasil tracing, penularan tenaga kesehatan ini justru berasal dari luar, bukan tertular dari rumah sakit. Ada sejumlah perawat yang tertular suaminya yang bekerja di lain tempat,” kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Goeteng Tarunadibrata Purbalingga, dr Sulistya Rini Candra Dewi MKes, Selasa sore (24/11/2020).

Rini mengklaim RSUD Goeteng sangat ketat menerapkan protokol kesehatan bagi tenaga medisnya. Sebagai contoh, tenaga medis yang menangani langsung pasien Covid-19 menggunakan alat pelindung diri (APD) level 3. Sedang yang tidak bersinggungan langsung seperti petugas di poliklinik menggunakan APD level 2.

Kepala Puskesmas Padamara, Achirul Subagyo Skep Ners, merasakkan ada kecemasan di jajaran tenaga kesehatan yang bekerja di bawah kepemimpinannya. Hal itu terutama setelah muncul kluster pengajian di Desa Karanggambas Kecamatan Padamara.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Upaya Melindungi Tenaga Kesehatan

Petugas dari Satgas Penanganan Covid-19 Purbalingga menyemprot cairan disinfektan di rumah warga Desa Karanggambas Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, Minggu (22/11/2020). (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)
Petugas dari Satgas Penanganan Covid-19 Purbalingga menyemprot cairan disinfektan di rumah warga Desa Karanggambas Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, Minggu (22/11/2020). (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)

Data terakhir ada 52 warga Karanggambas yang terkonfirmasi positif usai menjalani tes swab massal. Jumlah itu berpotensi bertambah mengingat masih ada ratusan warga yang masih menunggu hasil tes swab, termasuk pengambilan sampel swab hari ini, Rabu (25/11/2020). Semua menjalani isolasi mandiri di rumah karena ruang isolasi di rumah sakit dan fasilitas isolasi penuh.

Bagyo membekali tenaga kesehatan dengan APD lengkap untuk mengurangi rasa cemas saat bertugas ke lapangan. Sekali terjun ke lapangan memantau kondisi pasien, Puskesmas menugaskan lima orang yang terdiri dari petugas laborat, perawat, promosi kesehatan, petugas swab ulang dan dokter.

“Untuk sementara APD cukup, tapi untuk ke depan kami belum tahu karena pengadaan kan terbatas,” kata dia.

Sementara untuk menjaga kesehatan fisik tenaga kersehatan, Puskemas memberikan makanan tambahan. Sedangkan secara mental, Puskesmas melalui pimpinanan memberikan suport mental. Ketika ada yang kelelahan, mereka diminta bekerja di rumah sampai kondisinya membaik.

“Tenaga cukup, kita dibagi jadwal gantian. Di lapangan fasilitas juga cukup, peran serta masyarakat yang kurang, karena kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan sekarang sudah menurun,” ucapnya.

Menyikapi perkembangan pandemi yang terus memburuk, Pjs Bupati Purbalingga, Sarwa Pramana SH MSi menginstruksikan agar setiap instansi memperketat penerapan protokol kesehatan. Beberapa tempat yang menjadi perhatian utama antara lain perkantoran, pasar, tempat wisata, pertokoan, dan fasilitas umum.

Sementara merespons klaster pengajian di Desa Karanggambas Kecamatan Padamara yang memicu sedikitnya 52 kasus baru, Sarwa berkoordinasi dengan tokoh agama agar menunda aktivitas yang melibatkan kerumunan.

“Mereka menyampaikan, dengan kesadaran sendiri menghentikan kegiatan pengajian yang berpotensi menyebabkan meluasnya kasus Covid-19,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya