Liputan6.com, Pekanbaru - Gajah Togar memang benar-benar tegar setelah rangkaian penderitaan yang dialaminya pada Oktober tahun lalu. Kaki kiri depan yang hampir putus karena jerat baja kini sudah menyatu sepenuhnya.
Gajah Togar sejak tahun lalu menjadi penghuni di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Kabupaten Siak. Pada usianya yang kini sekitar 18 bulan, satwa jantan berbelalai panjang diproyeksikan membantu mengurangi konflik gajah dengan manusia di Riau.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono, Togar tak mungkin dilepasliarkan lagi ke alam. Pasalnya, Togar sudah lama terpisah dari kawanan sehingga nantinya sulit bertahan di alam.
"Togar jadi gajah binaan PLG Minas sebagai dukungan mitigasi konflik satwa," kata Suharyono di PLG Minas, Kabupaten Siak.
Suharyono yakin Gajah Togar bakal menjadi satwa terlatih karena PLG punya mahot atau pawang terlatih dan berpengalaman. Secara berkala, Gajah Togar dilatih menggiring sebagai persiapan tugas barunya itu.
"Dia lincah, mudah berinteraksi dengan manusia, dan nakal juga," ucap Suharyono.
Selain ciri bekas luka di kaki depan kirinya, Togar punya kekhususan yang tak dimiliki kebanyakan gajah lain. Bulu matanya panjang dan lentik sehingga menambah keunikannya.
Suharyono menyebut kondisi Gajah Togar terkini baik berkat ketekunan tim medis BBKSDA Riau yang mengobati lukanya. Kondisinya terus membaik sejak dievakuasi tahun lalu dan kini berjalan layaknya gajah lain.
"Dia usil, seolah-olah menyatakan dirinya sebagai gajah sehat," kata Suharyono.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Ditinggal Kawanan
Suharyono menceritakan, Gajah Togar dievakuasi saat masih kecil dari Distrik Melibur, Desa Lubuk Umbut, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak. Togar terpisah dari kawanan karena luka jerat.
Akibat luka itu, jalannya tertatih dan lebih memilih berendam di sungai distrik tersebut. Evakuasi melibatkan dua gajah jinak bernama Bankin dan Indah.
Tim BBKSDA Riau dan PLG Minas sangat kesulitan mengeluarkan Togar dari air karena jerat masih menempel di kakinya. Setelah berhasil keluar, tim memberi bius agar memudahkan melepas jerat di kaki anak gajah.
Hasil pemeriksaan medis kala itu, luka di kaki anak gajah cukup parah sehingga perlu perawatan intensif. Tim menilai luka di kaki kiri anak gajah tidak mungkin sembuh kalau dibiarkan di alam liar.
Ketika berada di lokasi, tim BBKSDA Riau tidak melihat kawanan di sekitar anak gajah ini. Diduga induk dari gajah ini sudah jauh berada di depan dan terpaksa meninggalkan anaknya karena jerat tadi.
Advertisement