Petani Kelapa di Gorontalo Putar Otak Cari Uang di Tengah Merosotnya Harga Kopra

Merosotnya harga kopra membuat sejumlah petani kelapa di Provinsi Gorontalo memilih menjual hasil panen mereka saat masih muda ketimbang harus dijadikan kopra.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 04 Jan 2021, 23:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2021, 23:00 WIB
Petani kelapa di Provinsi Gorontalo memilih menjual hasil panen mereka masih muda ketimbang harus dijadikan kopra (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Petani kelapa di Provinsi Gorontalo memilih menjual hasil panen mereka masih muda ketimbang harus dijadikan kopra (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Merosotnya harga kopra membuat sejumlah petani kelapa di Provinsi Gorontalo memilih menjual hasil panen mereka masih muda ketimbang harus dijadikan kopra. Menurut mereka, menjual kelapa yang masih muda lebih menguntungkan mereka.

Selain itu, alasan petani menjual kelapa mereka yang masih muda karena banyak pembeli. Apalagi kelapa tersebut langsung dijemput oleh pembeli. Sedangkan, kalau dijadikan kopra, petani harus mencari membeli dengan harga yang cocok.

"Saat ini banyak rumah makan dan warung emperan yang menjual es kelapa muda jadi tidak susah menjualnya," kata Risman salah satu petani kepala Gorontalo.

Menurutnya, saat ini kopra kering hanya dibeli dengan harga Rp10.000 per kilo gram. Sedangkan, kalau petani itu menjualnya masih muda, per bijinya mereka dapat Rp3.000 hingga Rp5.000 tergantung besarnya kelapa tersebut.

"Panen muda lebih untung, per biji sampai Rp 5.000, mereka jemput sendiri di kebun yang penting akses bisa dilalui mobil," ujarnya kepada Liputan6.com.

Simak juga video pilihan berikut:

Banyak Permintaan Kelapa Muda

Tidak hanya itu, alasan lain mengapa petani menjual kelapa mereka masih masih muda ketimbang dijadikan kopra yakni, selain banyaknya permintaan kelapa muda saat ini, dari sisi penjualan tidak ribet dibanding harus mengelola kopra.

"Kalau dijadikan kopra, banyak yang harus dikerjakan hingga jadi kopra kering sudah pasti banyak juga biaya yang keluar. Kalau jual muda, kita panen kapan saja kemudian tinggal hubungi pembeli," tutur Risman.

"Mereka langsung jemput dan pasti rebutan, terutama rumah makan paling banyak membeli," ungkapnya.

Sementara petani lainnya, Pakaya Iwan mengaku, harusnya harga kopra yang terus merosot seperti ini bisa mendapat perhatian dari pemerintah. Banyaknya petani pekebun kelapa di Gorontalo menjadi potensi ekspor besar kopra di Gorontalo.

"Kalau harganya sesuai, pasti banyak yang kembali jual dan kelola kopra. Sudah pasti juga serapan tenaga kerja yang lebih besar," ia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya