Liputan6.com, Mataram - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mendorong program industrialiasi dengan strategi hilirisasi hingga membentuk ekosistem industri setempat. Dengan demikian industrialisasi akan meningkatkan nilai tambah dan memicu geliat perekonomian.
Kepala Dinas Perindustrian Pemerintah Provinsi NTB, Nuryanti, mengatakan program industrialisasi sudah mulai menunjukan bukti dan terlihat wujud jati dirinya.
Dia menyebutkan ada enam sektor industri prioritas yang diusung dalam kepemimpinan yang dicanangkan oleh pasangan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur, Sitti Rohmi Djalilah hingga 2023 mendatang.
Advertisement
Baca Juga
Pertama, Industri Pangan, pada 2020 lalu telah menorehkan sejumlah capaian, meski baru dalam proses peletakan pondasi. Nuryanti menyebut sejumlah capaian industri pangan tersebut dimulai dari kegiatan standardisasi dan sertifikasi olahan pangan lokal (halal, merek, BPOM PIRT, dan Uji Laboratorium produk lainnya). Kemudian pelibatan IKM NTB dalam penyediaan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) “Gemilang” mengurangi dampak Covid-19.
Juga ada Bimtek dan pendampingan bersama BPPOM untuk pangan lokal dalam kemasan/kaleng ayam Rarang, ayam Taliwang, sate Rembiga, sate pusut serta olahan hasil pertanian/perkebunan. Perikanan/kelautan dan peternakan juga hasil hutan bukan kayu lainnya.
Kedua, Industri Hulu Agro, juga mulai menampakkan capaiannya. Misalnya Industrialisasi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) seperti minyak atsiri, minyak cengkeh, minyak kayu putih dan lain-lain. Capaian yang kalah pentingnya dalam industri Agro ini, adalah Pembangunan pabrik pakan terbesar di NTB (Feedmill) berlokasi di STIPark Banyumulek.
Ketiga, adalah Industri Permesinan Alat Transportasi. Pada sektor inipun telah mencatatkan sejumlah hadil karya putra putri NTB. Diantaranya pengembangan kendaraan listrik Le-Bui, Matric – B, dan ngebUTS. Berkembangnya aneka mesin – mesin teknologi sederhana dari IKM untuk IKM.
Prototype dan bimtek pembuatan mesin-mesin untuk mendukung program zero waste, kampung unggas (mesin pakan, penetas telur dll), mesin-mesin untuk pakan ternak (pencacah rumout dll untuk pakan), dan mesin olahan makanan maupun penyulingan essens oil
Keempat adalah Industri Hasil Pertambangan. Fokus dalam sektor ini, menurut kadis kelahiran Mbojo ini, yajni menyiapkan segala sumber daya untuk program industri turunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat.
Kelima, Industri Kosmetik, Farmasi Herbal dan Kimia. Hasil yang dicapai pada industri ini antara lain; pengembangan industri kosmetik dan farmasi herbal (organik Lombok dan teh kelor). Pendampingan pembuatan APD (Alat Pelindung Diri) buatan IKM, standarisasi produk dan bantuan peralatan bagi IKM kosmetik, farmasi herbal dan alat kesehatan (APD).
Keenam ekonomi kreatif. Kegiatan industri ini sudah mulai menggeliat dan melibatkan kaum melinial sebagai motor penggeraknya. Di dalamnya terdapat Moslem Fashion Industry, pelatihan pewarna alam untuk kain tenun.
Bimtek tenun menggunakan ATBM (alat tenun bukan mesin), festival desiner tenun Lombok Sumbawa, fashion show tenun di tingkat nasional. Nuryanti menambahkan bahwa untuk kerajinan, dikemvangkan pula industri penyamakan kulit sapi, pengolahan sampah plastik dan pengolahan limbah serabut kelapa, IG mutiara dan IG ketak.