Karena Kelaparan, Tuna Wisma di Banyuasin Nekat Mencuri Minyak Angin

AG, tuna wisma di Banyuasin Sumsel nekat mencuri 4 botol minyak angin di minimarket untuk ditukarnya dengan nasi.

oleh Nefri Inge diperbarui 08 Feb 2021, 01:30 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 01:30 WIB
Pencurian dan Perampokan
Ilustrasi Pencurian Credit: freepik.com

Liputan6.com, Palembang - Beberapa hari kemarin, media sosial (medsos) Facebook dihebohkan dengan video pria di Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel), yang dihakimi massa.

Pria yang berinisia AG tersebut, ketahuan mencuri 4 botol minyak angin di salah satu minimarket di Pulau Harapan Kecamatan Sembawa Banyuasin, pada hari Jumat (5/2/2021) lalu.

Video tersebut diviralkan oleh akun Facebook Mimin Banyuasin, yang mendapat beragam respon dari warganet. Di video tersebut, AG terlihat babak belur dengan tangan terikat, usai dihakimi massa.

Salah satu warganet dengan akun Facebook Tia Bundanya Jordan, menyesali tindakan warga main hakim sendiri.

Ya ampun, cuma karena maling minyak angin kayu putih, sampai dihajar. Harusnya ditanya dalu, jangan main hakim sendiri. Kecuali dia maling uang negara, bisa jadi,” tulisnya.

Setelah viral video tersebut, anggota Polsek Pangkalan Balai Banyuasin akhirnya turun tangan. AG langsung diamankan di kantor polisi.

Kapolsek Pangkalan Balai Banyuasin AKP Yudhi mengatakan, AG sudah mengakui perbuatannya. Namun pelaku terpaksa mencuri 4 botol minyak angina tersebut, untuk ditukar dengan makanan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :


Hidup Terlunta-Lunta

Karena Kelaparan, Tuna Wisma di Banyuasin Nekat Mencuri Minyak Angin
AG, tuna wisma di Banyuasin Sumsel nekat mencuri 4 botol minyak angin yang rencananya akan ditukar dengan nasi (Dok. Humas Polsek Pangkalan Balai / Nefri Inge)

“Minyak kayu putih itu rencananya akan ditukar nasi. Pelaku tidak punya rumah,” ucapnya, Minggu (7/2/2021).

Untuk hidup sehari-hari, tuna wisma tersebut kerap tinggal di pinggiran tempat tambal ban, di rumah makan dan Pancuran Gadang antara Desa Tanjung Agung dan Desa Pangkalan Panji.

Di Banyuasin Sumsel, AG juga tidak mempunyai keluarga dan hidupnya terlunta-lunta. Dengan kondisi ini, pihak minimarket dan aparat kepolisian akhirnya memberi makan AG dan melepaskannya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya