Usai Lebaran, Garut Duduki Posisi Teratas Kasus Kematian Pasien Covid-19 di Indonesia

Data terbaru tim gugus tugas pencegahan Covid-19 hingga Sabtu (15/5/2021) lalu mencatat, angka kematian pasien Covid-19 di Garut mencapai 382 kematian atau 4,2 persen, di atas angka kematian pasien covid-19 secara nasional yaitu 2,76 persen.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 18 Mei 2021, 05:00 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2021, 05:00 WIB
Data terbaru tim gugus tugas pencegahan Covid-19 hingga Sabtu (15/5/2021) lalu mencatat, angka kematian pasien di Garut mencapai 382 kematian atau 4,2 persen, di atas angka kematian pasien covid-19 secara nasional yang hanya 2,76 persen.
Data terbaru tim gugus tugas pencegahan Covid-19 hingga Sabtu (15/5/2021) lalu mencatat, angka kematian pasien di Garut mencapai 382 kematian atau 4,2 persen, di atas angka kematian pasien covid-19 secara nasional yang hanya 2,76 persen. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Usai lebaran, Kabupaten Garut, Jawa Barat mendapat peringkat tertinggi kasus kematian pasien Covid-19 di Indonesia.

Angka itu diperoleh berdasarkan data terbaru tim gugus tugas pencegahan Covid-19 hingga Sabtu (15/5/2021) lalu. Tercatat, angka kematian pasien di Garut mencapai 382 kematian atau 4,2 persen, di atas angka kematian pasien covid-19 secara nasional yang hanya 2,76 persen.

“Angka kematian kita adalah tertinggi di Indonesia, melebihi angka 4 persen, yang positif sekarang 9.083 orang, yang meninggal dunia 382 orang, jadi sudah 4,2 persen,” papar Bupati Garut Rudy Gunawan, Senin (17/5/2021).

Untuk menekan penyebaran Covid-19 di Garut, pihaknya segera menghidupkan kembali Satgas di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), termasuk menetapkan siaga 1 untuk seluruh puskesmas.

“Saya katakan dan nyatakan sekarang ini adalah darurat 1 atau siaga 1 untuk para puskesmas,” kata dia.

Rencananya, Rudy bakal segera berkoordinasi secara daring via Zoom dengan Presiden Joko Widodo, untuk meminta arahan dan upaya yang akan dilakukan oleh pemerintah.

Selain itu, sebagai upaya koordinasi lanjutan sekaligus pengawasan secara berkala, rencananya seluruh pejabat di tiap puskesmas, wajib melaporkan perkembangan kepada bupati melalui daring.

“Kalau tidak besok Zoom dengan para kepala Puskesmas, untuk melakukan langkah proaktif,” papar dia.

Rudy berharap dengan adanya instruksi itu, seluruh petugas medis di tiap puskesmas kembali siaga untuk memberikan pelayanan optimal bagi seluruh pasien Covid-19.

“Jangan sampai nanti yang terkonfirmasi itu dalam keadaan yang sudah kondisi tubuhnya melemah, sehingga sulit untuk diobati, terlambat diobati sehingga mengakibatkan meninggal dunia,” kata dia.

Rudy berharap, dengan upaya itu, melonjaknya pasien Covid-19 serta penyebarannya bisa segera diantisipasi sejak dini.

“Langkah kita adalah menghentikan, membuat sesuatu yang ikhtiar, supaya angka kematian diturunkan, (karena) angka kematian kita sekarang sudah tinggi,” ungkapnya.

Selain mengoptimalkan potensi tenaga medis di seluruh rumah sakit, puskesmas, pemda Garut bakal mengoptimalkan peran dinas kesehatan, termasuk meminta kesadaran dan sikap bijak dari seluruh masyarakat, untuk kembali bersiaga menekan penyebaran Covid-19 di Garut.

"Memang kemarin selama Sabtu-Minggu terutama pascalebaran terjadi penumpukan kerumunan yang tentu seharusnya itu tidak terjadi," Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menambahkan.

Menurutnya, kondisi itu di luar prediksi dan perkiraan semua pihak, terutama di tengah upaya penyekatan dan larangan mudik.

"Kalau ada hal yang memang terlaporkan perlu isolasi mandiri kalau perawatan kita rujukan agar angka kematian kita juga tidak tinggi," dia menandaskan.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya