Liputan6.com, Yogyakarta - Keris menjadi salah satu benda pusaka di tanah air yang sampai sekarang masih eksis. Keris pun menjadi bagian dari kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.
Musadad dalam Jurnal Majalah Ilmiah Ilmu Pengetahuan menulis keris merupakan revolusi dari senjata pada zaman prasejarah. Dahulu, senjata untuk menusuk terbuat dari tulang atau sengat ikan pari yang dibalut dengan kain sebagai tangkainya.
Advertisement
Baca Juga
Namun, pendapat Musadad tersebut dibantah oleh peneliti lain. Hasrinuksmo dalam buku Ensiklopedia Budaya Nasional, Keris, dan Senjata Tradisional Lainnya berpendapat tradisi pembuatan keris tertua di Indonesia tidak berkembang di kawasan pesisir, tetapi di pedalaman pulau Jawa.Â
Keris telah dikenal oleh masyarakat Jawa sejak abad kelima. Hal tersebut tercatat pada prasasti batu bernama Tuk Mas atau Prasasti Dakawu yang ditemui di Desa Dakuwu, Grabag, Magelang, Jawa Tengah.
Di prasasti tersebut terdapat gambar relief peralatan besi.
Konon, prasasti tersebut dibuat sekitar tahun 500 M. Keterangan tersebut didapat dari tulisan aksara Pallawa dengan bahasa Sansekerta.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak Video Pilihan Ini:
Puncak Perkembangan pada Zaman Sultan Agung
Prasasti tersebut bercerita soal mata air yang bersih dan jernih. Namun, di sana juga terdapat gambar trisula, kapak, sabit, kudi, dan belati atau pisau yang bentuknya mirip dengan keris.
Berdasarkan gambar yang terlihat pada prasasti, keris memang sudah digunakan sejak zaman prasejarah.
Keris juga terus digunakan sampai pada zaman kerajaan di Indonesia. Setalah kerajaan Majapahit runtuh, penggunaan keris semakin berkembang. Keris mulai digunakan sebagai senjata pada masa pemerintahan Sultan Agung.
Saat itu sang raja memberikan titah agar para prajurit yang berprestasi diberikan hadiah berupa keris. Hal itu mendorong antusiaseme para prajurit untuk berlomba-lomba meraih prestasi demi mendapatkan sebilah keris.
Pada era Sultan HB IX di Keraton Yogyakarta terdapat seorang empu atau pembuat keris yang terkenal, yakni Sungkowo Harumbrojo. Ia merupakan keturunan ke-17 dari empu pada masa kerajaan Majapahit bernama Supadriyo.
Ikhsan Aji Pamungkas, YogyakartaÂ
Advertisement