Kisah Miris Penerima BPNT di Blora, Dapat KKS dan Buku Tabungan Tapi Saldo Nol

Seorang warga Kabupaten Blora yang enggan disebut namanya, punya kisah memilukan soal BPNT. Tercatat sebagai salah satu warga miskin di antara puluhan ribu masyarakat Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang mendapatkan bantuan, justru tidak membuatnya terbantu.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 03 Okt 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2021, 12:00 WIB
Salah satu KPM di Blora menunjukkan KKS miliknya. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Salah satu KPM di Blora menunjukkan KKS miliknya. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Seorang warga Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang enggan disebut namanya, punya kisah memilukan soal Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Tercatat sebagai salah satu warga miskin di antara puluhan ribu masyarakat Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang mendapatkan bantuan, justru tidak membuatnya terbantu.

"Saya sebenarnya tercatat menerima bantuan (BPNT, red), akan tetapi saya malah tidak dapat sejak dulu," katanya kepada Liputan6.com, Sabtu (2/10/2021).

Dirinya bercerita mendapatkan ATM berupa Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan buku tabungan dari Bank BRI selaku himpunan bank negara (himbara) yang ditunjuk oleh Kemensos sebagai pihak yang menyalurkan bantuan tersebut.

Menurutnya, sejak bulan Januari 2021 hingga sekarang tabungannya itu tidak ada isinya.

"Saldonya nol, itu dicek ketika bantuan dari pusat turun," ucapnya.

Sementara itu, seorang Kepala desa (Kades) menjelaskan, kondisi tersebut juga terjadi pada KPM di banyak desa di Blora. Jika petugas yang berwenang jeli untuk mengurai permasalahan, sudah barang tentu fakta-fakta ruwetnya penyaluran BPNT akan terungkap.

"Seperti di desa saya ada satu E-Warong yang menyalurkan sembako BPNT ke sebanyak 127 KPM. Tetapi tidak semuanya dapat," kata Kades di Blora yang juga mewanti-wanti untuk tidak disebutkan nama dan asal desanya itu.

Ia menjelaskan, dari jumlah tersebut yang mendapatkan sembako BPNT hanya sebanyak 113 KPM saja. Artinya, ada sebanyak 14 KPM yang tidak dapat dan itu dibiarkan.

"Ya mereka punya KKS, tapi tabungannya kosong tidak ada saldonya yang bisa dipakai untuk mengambil sembako di E-Warong," terangnya.

Lebih lanjut, diharapkan bahwa permasalahan bisa segera terurai. Semata-mata, agar penyaluran bantuan pusat tersebut tidak dijadikan lahan bisnis basah oleh kalangan yang tidak semestinya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


E-Warong Bermasalah

Diberitakan sebelumnya, Kapolres Blora AKBP Wiraga Dimas Tama menyatakan kepolisian terus mendalami banyaknya temuan agen elektronik warung gotong royong (E-Warong) yang bermasalah.

Terkait aturan dalam pedoman umum (pedum), kata dia, telah diperbarui baru pada bulan Agustus oleh Kemensos setelah banyak E-Warong bermasalah di seluruh Indonesia.

Pucuk pimpinan Polres Blora ini membenarkan adanya 189 E-Warong bermasalah di Kabupaten Blora. Namun mengenai Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari kemensos tersebut, ia mengklaim sudah sekitar 90 persen yang tersalurkan kepada masyarakat Kelompok Penerima Manfaat (KPM).

"Jadi produknya itu barangnya (sembako) nyampai masyarakat dengan kualitas dan kuantitas berbeda-beda, tergantung suplier dan E-Warong yang ditunjuk bank. Bantuan itu ada yang kurang atau tidak, pidananya itu sedang kita proses," ungkap Wiraga ketika ditemui Liputan6.com di Blora, belum lama ini.

Terkait permasalahan yang sudah menjadi perhatian Kemensos dan Mabes Polri itu disampaikan bahwa saat ini sudah mulai ada progresnya. Namun, ia belum bisa menyampaikan secara detail.

"Progres mengarah ke tindak pidana itu ada, cuman menyeret ke siapa-siapa masih pendalaman karena butuh proses. Kami harus ada saksi ahli, peraturannya gimana, apakah yang bermasalah ini bisa dipidana atau nggak, ataukah hanya melanggar pedum saja masih didalami," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya