Liputan6.com, Bandung - Ratusan buruh yang tergabung dalam Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) menyerukan sepuluh tuntutan rakyat (sepultura) dalam rangka memperingati ulang tahun World Federation of Trade Unions (WFTU) di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (14/10/2021).
Baca Juga
Advertisement
Salah satu poin dari sepultura yang disuarakan KASBI yaitu bersolidaritas untuk puluhan pegawai KPK gagal Tes Wawasan Kebangsaan atau TWK.
Peringatan WFTU yang dilakukan KASBI sejak siang itu sempat membuat Jalan Diponegoro ditutup. Pengalihan lalu lintas dilakukan oleh kepolisian untuk mengurai kepadatan.
Koordinator aksi KASBI Siti Heni mengatakan, peringatan ini merupakan bagian dari aksi yang diselenggarakan secara serempak di berbagai belahan dunia. WFTU sendiri merupakan organisasi buruh tingkat dunia yang lahir pada 76 tahun silam, di mana KASBI berafiliasi di dalamnya.
"Dalam aksi hari ini, kita dari KASBI menjalankan instruksi nasional untuk seluruh daerah anggota KASBI di Indonesia memperingati berdirinya WFTU," ucap Heni.
Selain merayakan hari jadi WFTU, dalam aksi tersebut, buruh juga menyerukan sepultura. Isi sepultura itu antara lain, cabut Omnibus Law dan seluruh PP turunannya, tolak penghapusan upah sektoral dan berlakukan kembali upah sektoral seperti semula, setop PHK sepihak, dan setop kriminalisasi dan penangkapan aktivis.
Kemudian, berikan persamaan hak dan perlindungan bagi pekerja rumah tangga (PRT) dan seluruh buruh migran, mengangkat seluruh penyuluh KB dan penyuluh perikanan menjadi pegawai ASN, menuntut jaminan dan perlindungan buruh di berbagai sektor, memberikan vaksin gratis untuk seluruh kaum buruh dan seluruh rakyat Indonesia, serta mengusut tuntas kasus korupsi BPJS TK dan korupsi bansos pandemi Covid-19.
Selain itu, KASBI juga menolak pemberangusan pegawai KPK dan meminta KPK mempekerjakan kembali 57 orang pegawai KPK seperti semula tanpa syarat.
Diketahui, sebanyak 57 orang menjalani status sebagai mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK sejak 30 September 2021. Mereka diberhentikan dengan hormat setelah dianggap tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan atau TWK.
“Hari ini, perlawanan itu kita kobarkan dari KASBI bahwa tujuan kita adalah menggerakkan hati mereka yang belum tergerak untuk melakukan pergerakan. Karena Omnibus Law Cilaka itu tidak hanya dirasakan KASBI saja melainkan seluruh klaster, seperti buruh, nelayan, mahasiswa dan yang lainnya,” tutur Heni.
Selain di Bandung, aksi peringatan WFTU juga digelar di Karawang, Subang, Bekasi, dan Indramayu. Sedangkan di luar Jabar digelar di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.