Liputan6.com, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan keberpihakannya kepada korban pelecehan seksual. Dia mengajak korban berani 'speak up' ada apa yang dialaminya.
“Bagus sekali. Mereka percaya diri dan mengambil resiko ke publik, menurut saya, iya dia saya acungi jempol,” ucap Ganjar Pranowo dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/2/2022).
Baca Juga
Ganjar menuturkan sikapnya ini juga harus dibarengi dengan kesadaran dari seluruh pihak untuk membantu dan memberikan keadilan bagi korban.
Advertisement
Ganjar mengaku telah meminta dinas terkait untuk terus memonitor dan mengawal penyelesaian kasus-kasus tersebut. Dia juga berkata Jawa Tengah bekerjasama dengan kepolisian.
“Metode kita relatif bagus. Nah yang kurang adalah lebih proaktif menyampaikan kepada masyarakat, kalau kamu mengalami situasi itu cepat lapor ke sini jangan malu,” kata Ganjar.
Di sisi lain, Ganjar mengaku telah menggandeng banyak pihak terlibat dalam penyampaian yang lebih masif. Tentu dengan literasi yang baik. Kemudian, pada kasus kekerasan atau pelecehan seksual terhadap anak, Ganjar berharap penanganannya dilakukan secara khusus.
“Kemarin ada kejadian salah satunya di Wonosobo dan ini ke pelajar terus kemudian ramai, teman-temannya membantu diviralkan. Saya bilang hati-hati, jangan sampai kalau diviralkan malah jadi menambah derita korban, jangan sampai mereka tertekan,” tuturnya.
Gandeng Forum Anak
Ganjar berharap, ke depan masyarakat lebih peduli pada kasus kekerasan dan pelecehan seksual. Ganjar siap pasang badan, jika ada korban yang ingin melapor tapi tidak berani.
“Pesan saya kepada siapapun untuk cepat melapor kepada kita, agar kemudian tidak ada orang yang tau apalagi korbannya anak-anak, ini mesti kita lindungi,” tegas Ganjar.
Ganjar juga menggandeng forum anak terkait ini. Dalam Musrenbang, kehadiran mereka jadi kunci Ganjar menerima masukan penanganan masalah kekerasan dan pelecehan seksual. Terutama di lingkungan pendidikan.
“Potensi yang bisa muncul bahkan di banyak tempat pendidikan, mereka sudah aware dari awal. Mereka sudah bisa tahu bagaimana harus melakukan. Edukasinya juga nanti bisa kita tarik kepada institusi lain untuk terlibat melakukan pencegahan disampaikan kepada publik dengan literasi yang baik sehingga orang aware,” tandasnya.
Berdasakan data Legal Resource Centre Untuk Keadilan Jender dan HAM (LRC-KJHAM), terdapat 80 kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah. Dari jumlah korbannya 120 orang, ada 84 orang yang menjadi korban kekerasan seksual.
Advertisement