Tak Sabar Menunggu Seragam Dinas Korpri yang Baru, Ini Motifnya

Liputan6.com, Gorontalo - Sekretaris Daerah Bone Bolango Ishak Ntoma, memperkenalkan seragam Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) yang baru kepada jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

Seragam Korpri yang didesain bermotif batik itu, dikenakan langsung Sekda Ishak Ntoma saat bertindak sebagai pembina apel Korpri, di halaman Kantor Bupati Bone Bolango, Kamis (17/2/2022).

Sekda Ishak Ntoma mengatakan, seragam Korpri yang baru ini akan segera digunakan oleh jajaran ASN di Bone Bolango. Pergantian motif seragam ini berdasarkan hasil Rakernas.

"Sesuai hasil Rakernas kemarin, baju seragam Korpri kita sudah berubah, sudah seperti yang saya pakai saat ini," kata Sekda Ishak Ntoma, yang juga Ketua Dewan Pengurus Korpri Bone Bolango itu.

Panglima ASN Bone Bolango ini, mengungkapkan nantinya ASN yang baru saja membeli seragam Korpri motif lama, itu tetap diwajibkan untuk menggantinya dengan seragam motif baru.

"Teman-teman barangkali yang menggunakan seragam baru, ada yang warna biru dongker kemarin dari bahan sutra, mungkin baru 1-2 bulan dipakai, dengan terpaksa akan mengganti lagi dengan motif batik seperti ini," ucap dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

"Tetapi sabar dulu, Insya Allah kita dari Korpri akan mencoba untuk mengadakan bahannya, nanti akan kita bahas," ungkap Ishak.

Sekda menyebutkan, bahan seragam Korpri baru ini kalau dibeli di Jakarta, harganya Rp150 ribu per 3 meter. Sekali beli harus 3 meter untuk mengejar motif tersebut.

"Kenapa 3 meter? Supaya pola-pola maupun motifnya itu bisa sama dan serasi," tuturnya.

Seragam ini, kata Sekda, Korpri Bone Bolango akan adakan, karena harus pesan ke pusat. Karena bahan seragam ini baru sementara diproduksi baru sedikit, sehingga harus sabar menunggu, karena belum banyak yang tersedia.

”Bahkan seragam ini belum dijual bebas di Gorontalo,” ia menandaskan.