Liputan6.com, Gorontalo - Puluhan masyarakat melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kabupaten Gorontalo (Kabgor). Sejumlah warga ini meminta agar bupati Kabgor mundur dari jabatanya.
Mereka menilai Bupati tidak mampu menyelesaikan berbagai macam persoalan daerah. Mereka mendatangi kantor DPRD dan meletakkan keranda mayat sebagai bentuk kekecewaan mereka.
Advertisement
Baca Juga
"Turun, turun bupati, ini merupakan kekecewaan kami dari berbagai isu tentang persoalan daerah yang sampai dengan hari ini tidak mampu diselesaikan oleh bapak Bupati Gorontalo," kata koordinator masa aksi, Ramli Mapo Selasa (1/3/2022).
Menurut Ramli, jika ada beberapa persoalan yang terjadi di Kabupaten Gorontalo dan hingga kini belum tuntas. Di antaranya relokasi pedagang pasar tradisional Kayubulan, masalah lahan Hak Guna Usaha (HGU) Dungaliyo yang tak kunjung ada penyelesaian.
Tidak hanya itu, hasil evaluasi aparat desa yang masih meninggalkan persoalan, pengangkatan, dan pemberhentian tenaga honorer daerah di Dinas Kesehatan serta pembayaran pekerjaan beberapa proyek.
"Kami merasa, ada ketidakkeseimbangan yang dilakukan oleh pemerintah daerah terhadap kami selaku rakyat Kabupaten Gorontalo," tuturnya.
Selain itu, kata Ramli, dirinya selaku perwakilan Asosiasi Kontraktor sebelumnya telah dijanjikan dan didorong untuk menyelesaikan pekerjaan. Namun, buktinya sampai hari ini sudah delapan kali permohonan pembayaran pekerjaan tak kunjung terealisasi.
"Banyak pekerjaan proyek yang sudah selesai tapi tak kunjung dibayarkan. Itu salah satu tuntutan kami," katanya.
Massa aksi akhirnya membubarkan diri setelah perwakilan dari pengunjuk rasa diterima dan bernegosiasi dengan pihak DPRD Kabgor.