Upaya Kemenag Garut Siapkan Calon Pengantin Muda Hidup 'Samawa' Bebas Stunting

Tidak hanya menghasilkan keluarga sakinah mawadah, warahmah, kegiatan bimbingan perkawinan diharapkan mampu membantu pemerintah, mencegah persoalan stunting atau anak cebol di Garut.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 21 Mei 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2022, 08:00 WIB
Ratusan calon pengantin (Catin) di Garut, Jawa Barat, tengah mengikuti bimbingan perkawinan bagi mereka yang akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Ratusan calon pengantin (Catin) di Garut, Jawa Barat, tengah mengikuti bimbingan perkawinan bagi mereka yang akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Garut, Jawa Barat melakukan bimbingan perkawinan (Binwin) kepada ratusan calon pengantin (Catin) yang akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat.

Upaya itu diharapkan mampu menghasilkan bakal calon keluarga yang sakinah, serta keturunan yang bebas stunting alias anak cebol di kalangan masyarakat.

"Semoga saja nanti ke depan akan melahirkan keluarga-keluarga yang kuat dalam mempertahankan rumah tangganya, sehingga tercapai keluarga sakinah mawadah warrahmah," ujar Kepala Kemenag Garut Cece Hidayat, Kamis (19/5/2022)

Kegiatan yang diinisiasi Kemenag Garut, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Garut, Dinas Pendidikan Garut, ini diharapkan mampu menyadarkan masyarakat pentingnya pendidikan berkeluarga sebelum melangsungkan pernikahan.

Menurut Cece, tahun ini, pihaknya telah mengalokasikan sekitar 3.700 orang calon pengantin, untuk mengikuti bimbingan perkawinan secara bertahap itu. Angka ini turun dari tahun sebelumnya di angka 35 ribu orang.

"Jadi ini akan memberikan layanan kepada masyarakat sehingga masyarakat juga akan merasakan keterlibatan dalam hal binaan rumah tangga di masyarakat Garut," papar dia.

Untuk mendukung kegiatan itu, lembaganya bakal berkolaborasi dengan para ulama serta tokoh agama setempat, di tiap Kantor Urusan Agama (KUA) yang berada di setiap kecamatan.

"Semoga bimbingan ini tidak hanya di satu kecamatan tapi diberikan juga kepada calon pengantin yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Garut," ujar dia.

Tidak hanya menghasilkan keluarga sakinah, mawadah, warrahmah, kegiatan itu, ujar dia, mampu membantu pemerintah mencegah persoalan stunting atau anak cebol di Garut.

"Stunting itu tidak akan terjadi jika rumah tangga ini benar-benar kokoh, kokoh dalam artian ilmu rumah tangganya juga diperoleh, juga kehidupan ekonomi juga terjaga dengan baik, tidak ada stunting kalau mereka sudah siap perencanaan pernikahan," papar dia.

Turunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi

Kepala Kemenag garut Cece Hidayat beserta nara sumber lainnya dalam bimbingan perkawinan calon pengantin di Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Kepala Kemenag garut Cece Hidayat beserta nara sumber lainnya dalam bimbingan perkawinan calon pengantin di Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Hal senada disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Dinkes Garut, Dokter Tri Cahyo Nugroho. Menurutnya, kegiatan itu diharapkan mampu menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI/AKB) melalui pendidikan penyuluhan reproduksi kepada calon pengantin.

Selain itu, sudah saatnya para calon pengantin mendapatkan bimbingan mengenai nikah sehat generasi hebat, melalui pola asuh kehamilan yang sehat, pola asuh pada bayi yang sehat.

"Agar terhindar dari kematian ibu, kematian bayi, dan stunting di Kabupaten Garut," kata dia.

Selain itu, para calon ibu dan bapak bakal mendapatkan pendidikan reproduksi sehingga mampu mengubah pola pikir calon keluarga untuk hidup lebih sehat.

"Harapannya setelah dilakukan pendidikan reproduksi akan mengubah pola pikir ibu-ibu dan bapak-bapak semua calon pengantin ini untuk hidup lebih sehat dalam berkeluarga," kata dia.

Dengan pemahaman dan pengetahuan yang cukup, mereka diharapkan memiliki pengetahuan yang baik tentang kehidupan rumah tangga yang sehat.

"Ketenangan batin itu juga akan berpengaruh terhadap kesehatan ibu terutama saat hamil dan nanti juga bersalin," dia mengingatkan.

Indrawati (26), salah seorang calon peserta sekaligus calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan pada 28 Mei 2022 mendatang, mengaku antusias mengikuti kegiatan itu, untuk bekal dalam berumah tangga. "Ilmu rumah tangga itu nggak ada di sekolah," dia mengatakan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya