Jawa Timur Perangi Narkoba, Dimulai dari Madura Raya

Nico Afinta: Memberantas Narkoba Butuh Dukungan Semua Elemen Strategis di Masyarakat

oleh Musthofa Aldo diperbarui 21 Mei 2022, 00:00 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2022, 00:00 WIB
Deklarasi Madura Tanpa Narkoba
Suasana deklarasi Madura Produktif Tanpa Narkoba di Universitas Trunojoyo Madura

Liputan6.com, Bangkalan Genderang perang terhadap narkoba di Jawa Timur bakal ditabuh lebih nyaring. Ini setelah Kapolda, Gubernur, Pangdam V Brawijaya tentu juga BNNP Jawa Timur mendeklarasikan gerakan Madura Produktif Tanpa Narkoba.

Deklarasi digelar dengan megah di Gedung Pertemuan Universitas Trunojoyo Madura di Kabupaten Bangkalan, Kamis (19/5/2022). Bupati se-Madura, Juga Kapolres, Kepala Kejaksaan, Kepala Pengadilan, Imigrasi, Bea Cukai, camat, kiai, juga kepala desa, menghadiri deklarasi itu.

Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta mengatakan mereka yang hadir bukan tamu undangan. Lebih dari itu, mereka akan menjadi bagian yang terintegritas dalam gerakan pemberantasan narkoba tersebut.

Sebuah satgas, kata dia, akan dibentuk pascadeklarasi. Mereka yang hadir, mulai dari TNI hingga kiai, polisi hingga kepala desa akan menjadi bagian dari satgas itu. Mereka akan bekerjasama bahu membahu mulai dari pencegahan hingga penindakan hukum.

Menurut Nico, pelibatan banyak elemen strategis dalam satgas semata karena memberantas narkoba tidak bisa hanya dilakukan polisi. Penilaian ini berdasarkan pengalamannya ketika menjabat Dirresnarkoba Polda Metro Jaya 2016 silam.

Saat itu, Nico memimpin sebuah tim yang kemudian berhasil menggagalkan penyelundupan 1 dan 1,6 ton sabu. Bagi dia, tanpa kerja sama yang melibatkan banyak instansi yang berwenang di masing-masing bidang, agaknya mustahil membongkar penyelundupan kelas kakap.

"Waktu itu, tim kami jumlahnya 60 orang terdiri dari berbagai instansi. Mereka semua punya komitmen memberantas narkoba. Setelah dua bulan bekerja, kami bisa mengungkap dua kasus kakap itu karena melibatkan banyak pihak," ujar dia.

Sebab itulah, ketika mendeklarasikan Madura Produktif Tanpa Narkoba, Nico pun melibatkan hampir semua elemen strategis di masyarakat dalam satgas. Dia yakin, jika anggota satgas punya komitmen yang sama, pemberantas Narkoba akan berjalan sesuai harapan.

"Kami memulai gerakan ini dari Madura karena mencontoh pahlawan-pahlawan Madura yang terkenal punya kemauan yang tinggi. Setelah Madura, deklarasi serupa akan kami gelar di Malang dan Banyuwangi dalam waktu dekat," ujar dia.

Selain komitmen, pemilihan Madura sebagai lokasi deklarasi barangkali karena peredaran narkoba di pulau ini memperihatinkan. Data Direskoba Polda Jatim menyebut setiap hari, setidaknya ada dua orang di Madura Raya yang ditangkap karena penyalahgunaan narkoba.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Narkoba Berdampak Pada Ketahanan Nasional

Ungkap Peredaran 2,5 Ton Sabu Jaringan Internasional, Polri Tangkap 18 Tersangka
Barang bukti sabu diperlihatkan saat konferensi pers di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/4/2021). Satgassus Merah Putih Polri mengungkap kasus peredaran narkoba sebanyak 2,5 ton sabu jaringan Timur Tengah - Malaysia - Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya mengamini ucapan Nico Afinta. Dia bahkan menyebut narkoba sangat berdampak pada proses bangunan ketahanan nasional.

"Seperti kata pak Kapolda, narkoba itu merusak otak. Jadi mereka yang kecanduan hanya hidup secara fisik, sementara kesadarannya, rasa sosial, solidaritasnya menurun," kata dia.

Karena besarnya dampak buruk narkoba itu, Khofifah ingin terlibat aktif dalam upaya-upaya pemberantasan narkoba di Jawa Timur. Bagi dia isu narkoba bukan hal baru, khofifah sejak lama bergelut dengan upaya-upaya preventif mencegah narkoba.

Pada 1996, tahun-tahun sebelum banyak publik mengenalnya, Khofifah telah mengikuti konfrensi retifikasi tentang narkotika, ia juga diundang saat pembahasan Undang-undang psikotropika dan undang-undang Narkotika.

Setahun kemudian, Khofifah ke Wina menghadiri rapat dengan salah satu badan di bawah PBB yaitu INCB atau Internasional Narkotic Center Board. Dalam rapat yang dihadiri sejumlah menteri dari negara Eropa itulah terpetakan bahwa ada pabrik esktasi di Indonesia dan esktasi dari Indonesia sangat diminati pemuda di Eropa karena harga murah dan reaksinya cepat.

"Setelah diteliti ternyata esktasi di Indonesia mengandung racun tikus dan kaca yang dibubukkan. Dua bahan ini yang membuat harganya murah dan reaksinya cepat," ujar dia.

Dari berbagai pengalamannya itu, ditambah cepatnya metamorfosis narkoba, Khofifah memberikan beberapa tips agar anak-anak muda tidak menjadi sasaran empuk para pengedar.

Pertama, kata dia, saat galau melanda, berhentilah mencurahkan kegalauan di media sosial. Bisa jadi, status galau itu akan dimanfaatkan para pengedar untuk mendekati dan menawarkan narkoba sebagai obat galau.

"Curhat sama tuhan dengan memperbanyak zikir setelah salat. Zikir adalah sumber utama ketenangan dalam hati," terang dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya