Dugaan 'Sunat' Anggaran, Sekolah di Riau Dibangun Tanpa Keramik

Jaksa Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir mengusut dugaan korupsi pembangunan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Tembilahan bernilai Rp1,5 miliar.

oleh M Syukur diperbarui 16 Jun 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Pekanbaru - Jaksa Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir (Kejari Inhil) mengusut dugaan korupsi pembangunanSekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Tembilahan. Proyek ini menelan biaya Rp1,5 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Riau tahun 2017.

Kepala Kejari Inhil Rini Triningsih melalui Kepala Seksi Intelijen Haza Putra menjelaskan, kasus ini sudah naik ke penyidikan. Artinya, penyidik sudah menemukan alat bukti perbuatan melawan hukum yang merugikan negara.

Haza menjelaskan, perkara ini naik ke penyidikan pada 19 Mei 2022. Sebelumnya, penyidik melakukan gelar perkara setelah memeriksa sejumlah saksi, ahli, dan mengumpulkan bukti lainnya.

"Sebelum itu dilakukan penyelidikan dulu, mengumpulkan bahan keterangan," kata Haza, Rabu, 15 Juni 2022.

Setelah naik ke penyidikan, jaksa mengagendakan pemeriksaan saksi lagi. Surat panggilan sudah dilayangkan untuk mencari orang yang bertanggung jawab atas kerugian negara dalam korupsi pembangunan sekolah ini.

Proyek ini dianggarkan APBD melalui Dinas Pendidikan Provinsi Riau. Pembangunan dengan pagu anggaran Rp1.558.000.000 dilaksanakan oleh CV Rejaya Anugrah pada tahun 2017.

Adapun waktu pelaksanaan proyek adalah 105 hari kalender, terhitung tanggal 11 September sampai dengan 24 Desember 2017.

Perencanaan proyek ini adalah Rp75.950.000 yang dimenangkan oleh PT Alocita Mandiri sebagai Konsultan Perencana. Sementara pagu anggaran pengawasan besarannya Rp54.000.000 dimenangkan oleh PT Calvindam Jaya EC sebagai konsultan pengawas.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tidak Buat Keramik

Seiring berjalannya waktu, proyek ini tidak semuanya selesai. Sejumlah ruangan belajar tidak dipasang keramik padahal ada pada anggarannya.

Perusahaan pelaksana juga membuat jalan masuk ke sekolah padahal tidak dianggarkan.

Proyek ini dikerjakan saat Kepala Dinas Pendidikan Riau dijabat oleh Rudiyanto. Hingga peralihan ke kepala dinas baru, Kamsol, proyek masih dikerjakan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya