Mencicipi Dami, Kuliner Khas Sampit dengan Sensasi Menyantap Daging

Sampit tak hanya dikenal dengan destinasi wisatanya saja, ternyata kota yang berada di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah ini juga menyimpan segudang kuliner lezat, salah satunya adalah dami.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 03 Sep 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2022, 16:00 WIB
Dami
Ilustrasi Dami (Foto: Twitter.com @radiopls_mks)

Liputan6.com, Kotawaringin Timur Sampit tak hanya dikenal dengan destinasi wisatanya saja, ternyata kota yang berada di Kabupaten Kotawaringin Timur , Kalimantan Tengah ini juga menyimpan segudang kuliner lezat, salah satunya adalah dami.

Dami sendiri terbuat dari olahan kulit tiwadak atau cempedak keluarga dari Moraceae. Makanan satu ini layak menjadi hidangan santai, karena banyak dicari masyarakat Sampit dan wisatawan.

Untuk membuatnya cukup mudah, pertama kulit tiwadak dibersihkan terlebih dahulu dengan menyisihkan bagian yang berwarna putih saja. Setelah itu kulit tiwadak direndam menggunakan larutan garam selama 30 menit sebelum digoreng hingga matang.

Selain disajikan secara sederhana, ada pula masyarakat yang mengolahnya dengan tambahan bumbu rempah dan menggunakan tepung renyah, serta tepung habang khas Kalimantan.

Selain teksturnya yang menyerupai daging, kuliner khas Sampit ini juga berhasil mencuri perhatian penikmatnya. Sedangkan soal rasa, tampaknya tidak bisa dipandang sebelah mata sehingga tidak perlu heran jika kuliner satu ini begitu laris di pasaran.

Andi salah satu pencinta kuliner, menceritakan pengalamannya ketika menyantap makanan yang satu ini. Menurutnya, dami memiliki rasa yang gurih dan lezat serta pas di lidah, Jumat (2/9/2022).

"Saat pertama kali mencicipinya, lidah akan dikejutkan dengan rasa gurih dan lezat yang bersatu padu dengan sempurna di dalam mulut," ungkap Andi.

"Rasa gurih yang dihasilkannya, berhasil membuat ketagihan dan tidak akan berhenti menyantapnya sebelum habis," Andi menambahkan.

Sayangnya, buah tilawak termasuk salah satu spesies buah yang tumbuh secara musiman. Dengan kata lain, penggemar harus bersabar karena hanya bisa menikmati dami ketika musimnya telah tiba.

Apabila para wisawatan tertarik mencicipinya secara langsung, disarankan berkunjung ke Sampit, ketika musim buah tilawak.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya