Fakta Se'i, Kuliner Populer Asal NTT Persembahan Para Dewa

Se'i menggunakan teknik mematangkan daging dengan menggunakan arang yang diletakkan jauh dari panggang

oleh Panji Prayitno diperbarui 04 Sep 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2022, 14:00 WIB
Fakta Se'i, Kuliner Populer Asal NTT Persembahan Para Dewa
Se’i Sapiku Sajikan Olahan Daging Asap Khas Kupang NTT. foto: (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika Anda mampir ke Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tak lengkap rasanya kalau belum mencicipi kuliner se'i. 

Sei atau Se'i artinya daging tipis yang diiris memanjang. Kuliner khas Pulau Timor itu, di daerah asalnya banyak memakai daging babi. 

Ketika penganan ini mulai populer di daerah lain, maka penjual Se'i menggantinya dengan daging sapi. Sepanjang masih menggunakan teknis memasak dan racikan yang sama untuk mempertahankan cita rasa autentiknya.

Syahdan, mengolah daging se'i berasal dari teknik memasak tradisional yang oleh Suku Molo, masyarakat Kepulauan Timor, khususnya wilayah Timor Barat dan Timor Tengah Selatan.

Dirangkum dari berbagai sumber, Se'i menggunakan teknik mematangkan daging dengan menggunakan arang yang diletakkan jauh dari pemanggangannya. 

Jarak antara tempat meletakkan daging dengan arang, bahkan bisa sampai dua meter. Resep agar asap tidak meresap ke daging dan memengaruhi rasa daging.

Suku Molo yang tinggal di Pegunungan Mutih, wilayah Timor Tengah Selatan, membuat se'i dengan meletakkan daging di atas bara tanpa asap sama sekali. 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Persembahan Para Dewa

Tungku untuk menyalakan bara api terpisah dengan tempat mematangkan daging. Bara api harus terus menyala tanpa dikipas agar tidak menghasilkan asap. 

Memasaknya bisa berjam-jam bahkan sampai berhari-hari. Supaya bara pada arang awet, Suku Molo menggunakan kayu kosambi yang tebal dan besar. 

Mereka juga menggunakan daun kosambi sebagai penutup daging agar matang sempurna. Daun kosambi berfungsi sebagai penahan panas saat daging sedang disei sekaligus menjaga rasa dan warna asli daging agar tetap merah.

Se'i yang asli juga tidak menggunakan garam. Pasalnya, Suku Molo sebagai orang pegunungan tidak mengenal garam. 

Garam dibawa oleh orang pesisir. Oleh karena itu, di Molo, se'i dibuat tawar.

Daging se'i ini dijadikan persembahan untuk para dewa bagi suku-suku di Timor. Cara memasak se'i tersebar akhirnya menyebar bukan hanya di Kepulauan Timor, melainkan juga ke Flores dan seluruh NTT.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya