Pesan Moral dari Cerita Dongeng Purbararang Asal Jawa Barat

Kisah tersebut berawal dari seorang raja bernama Prabu Tapa Agung yang mempunyai dua orang putri bernama Purbararang dan adiknya Purbasari.

oleh Panji Prayitno diperbarui 07 Sep 2022, 04:00 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2022, 04:00 WIB
Pesan Moral Dari Cerita Dongeng Purbararang Asal Jawa Barat
Purbararang dalam Lutung Kasarung (dok. Indonesiakaya)

Liputan6.com, Jakarta - Cerita dongeng merupakan salah satu cara menyampaikan pesan kepada masyarakat, terutama anak kecil. Dalam cerita dongeng, terdapat pesan moral yang membantu membentuk karakter si kecil.

Salah satunya cerita dongeng asal Jawa Barat berjudul Purbararang. Dongeng tersebut mengisahkan sosok keluarga ningrat dengan berbagai karakter.

Dirangkum dari berbagai sumber, kisah tersebut berawal dari seorang raja bernama Prabu Tapa Agung yang mempunyai dua orang putri bernama Purbararang dan adiknya, Purbasari.

Suatu hari, raja memutuskan untuk menunjuk Purbasari menjadi ratu. Keputusan itu membuat Purbararang marah. "Aku kan putri sulung, seharusnya ayah memilihku sebagai ratu," gerutu Purbararang.

Muncul rasa dengki dalam hati Purbararang. Ia berniat mencelakakan Purbasari. Ia pun pergi menemui seorang penyihir. Penyihir itu memantrai Purbasari sehingga wajah dan sekujur tubuhnya memiliki bintik-bintik hitam.

"Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas jadi ratu," ujar Purbararang kepada ayahnya.

Raja akhirnya terpaksa mengusir Purbasari dari istana ke dalam hutan belantara. Selama hidup di hutan, Purbasari berteman dengan hewan.

Di antara hewan tersebut, ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Purbasari menamai kera itu dengan nama Lutung Kasarung. Lutung Kasarung dengan setia menghibur Purbasari setiap hari. Ia mengambilkan bunga yang indah dan buah yang lezat untuk Purbasari.

Suatu malam saat bulan purnama, Lutung Kasarung menyuruh Purbasari untuk mandi di telaga. Purbasari menuruti perintah Lutung Kasarung.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Pesan Moral

Sesuatu terjadi saat Purbasari mandi di sebuah telaga. Kulitnya menjadi bersih seperti semula. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika berkaca melihat dirinya di telaga.

Sementara itu di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat kondisi adiknya di hutan bersama para pengawal. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang pun marah.

Ia berkata dengan sombong, "Kutukanmu memang telah punah. Tapi, seorang ratu harus mempunyai suami yang tampan. Calon suamiku sangat tampan. Mana calon suamimu?"

Purbasari kebingungan. Akhirnya, ia menarik tangan Lutung Kasarung. Purbararang tertawa terbahak-bahak,

"Jadi, monyet itu tunanganmu? Mana ada ratu punya suami seekor monyet?"

Pada saat itu juga, Lutung Kasarung bersemedi. Tiba-tiba, terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang pangeran yang berwajah sangat tampan.

Semua terkejut melihat kejadian itu. Purbararang akhirnya mengakui kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon agar tidak dihukum.

Purbasari yang baik hati memaafkan kakaknya. Setelah kejadian itu, mereka semua kembali ke istana. Purbasari menjadi seorang ratu yang didampingi oleh seorang pangeran tampan.

Pesan Moral dari Cerpen Rakyat Nusantara adalah jadilah anak yang baik hati. Anak yang baik hati selalu dilindungi oleh Tuhan dan doa-doanya akan selalu dikabulkan.

Jangan jadi anak yang dengki dan suka mencelakai orang lain. Sebab, Tuhan benci anak yang dengki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya