RSHS Bandung: Sebagian Pasien Gangguan Ginjal Akut Datang Terlambat, Sudah Tak Sadar

Masyarakat diimbau tidak menunda-nunda pemeriksaan ke rumah sakit.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 20 Okt 2022, 13:32 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2022, 13:26 WIB
RSHS
Kepala Divisi Nefrologi Klompok Staf Medis (KSM) Ilmu Kesehatan Anak (IKA) RSHS, Prof Dany Hilmanto (kanan) dan Staf Divisi Nefrologi KSM IKA RSHS, dr Ahmedz Widiasta (kiri), saat konferensi pers di RSHS, Rabu (19/10/2022). (Liputan6.com/Dikdik Ripaldi)

Liputan6.com, Bandung - Sejumlah pasien anak yang mengalami gangguan ginjal akut progresif atipik dikabarkan datang dalam keadaan yang terlambat ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Sebagian orangtua disebut tidak mengikuti saran rujukan dari dokter.

Staf Divisi Nefrologi Kelompok Staf Medis Ilmu Kesehatan Anak (KSM IKA) RSHS, dr Ahmedz Widiasta mengatakan, beberapa anak bahkan datang dalam kondisi tidak sadarkan diri.

"Pasien yang datang dalam keadaan terlambat itu umumnya yang takut datang ke rumah sakit. Ada yang sudah dirujuk tapi tidak mau, sudah dirujuk dokter tapi tidak datang. Datangnya pada saat betul-betul sudah tidak sadar, napasnya cepat," kata Ahmedz, Rabu kemarin (19/10/2022).

Diketahui, jumlah pasien gangguan ginjal akut yang sempat dirawat di RSHS sebanyak 12 pasien. Data per tanggal 19 Oktober 2022, tiga anak masih dirawat. Satu pasien berada di ruang ICU (intensive care unit). Lainnya dikabarkan membaik.

Rata-rata anak yang dirawat berusia di bawah 6 tahun. Tertua berusia 13 tahun. RSHS mengakui ada pasien yang meninggal dunia. Namun, jumlah kematian di RSHS akibat gangguan ginjal yang belum diketahui penyebabnya atau unknown origins ini belum disampaikan.

 

Jika Bergejala Segera Periksa

Kepala Divisi Nefrologi KSM IKA RSHS, Prof Dany Hilmanto, mengimbau agar masyarakat tidak panik tetapi lebih waspada dan tidak menunda-nunda pemeriksaan.

"Apabila masyarakat atau anaknya, terutama di bawah 6 tahun, mengalami demam, batuk pilek, diare, memanjang sampai lebih dari 7 hari, harus hati-hati. Segera berobat," kata Dany.

Dany menyarankan agar orangtua turut memantau urine anak. "Misalnya, kenapa kok anak saya satu, dua hari ini kencingnya berkurang. Kan rata-rata pakai popok, kok tidak basah-basah. Nah, itu harus hati-hati," kata dia.

Pemeriksaan sedini mungkin, menurutnya, sangat penting, jangan menunggu kondisi memburuk. Para orangtua diimbau mengikuti anjuran dokter, serta tetap selektif terhadap informasi.

"Jika pasien gangguan ginjal akut datang saat fase risiko atau fase 1, fase injury atau fase 2, umumnya bisa kita tangani dengan baik. Umumnya, bisa pulang dengan baik," kata Dany.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya