Perjalanan Lintasi Pantura Jawa, Cicipi Deretan Kuliner Ini

Berikut beberapa rekomendasi kuliner pantura

oleh Switzy Sabandar diperbarui 03 Nov 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2022, 06:00 WIB
Makna Tersirat Dalam Sajian Kuliner Nasi Jamblang Cirebon
Ragam varian lauk pauk tersedia dalam kuliner Nasi Jamblang Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Yogyakarta - Jalur Pantai Utara atau Pantura Jawa merupakan ruas jalan yang berada sejajar dengan garis pantai di bagian Utara Pulau Jawa. Jalur ini merupakan jalan strategis bagi kelancaran roda perekonomian sekaligus sebagai jalur lintas Provinsi.

Disebut sebagai jalan lintas provinsi karena jalur ini menghubungkan kota-kota di empat provinsi sekaligus, yakni Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Jalur pantura ini membentang mulai dari Kota Merak, Banten, hingga Kota Banyuwangi, Jawa Timur.

Jalur ini juga menjadi jalur yang cukup padat saat mudik di hari-hari besar. Menelusuri jalan dengan total sepanjang 1.161,47 km ini tentu akan membuat perut keroncongan.

Mengutip dari buku 'Yuk Mampir: Peta Kuliner Jalur Lebaran Pulau Jawa' yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan serta beberapa sumber lainnya, berikut beberapa rekomendasi kuliner pantura. 

1. Nasi Jamblang dan Empal Gentong

Kuliner ini merupakan ciri khas Kota Cirebon. Kota Cirebon merupakan perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Kuliner ini berasal dari Desa Jamblang di pinggir Kota Cirebon dan sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Pada kurun waktu 1847-1883, nasi jamblang dibuat oleh keluarga keturunan Tionghoa di Desa Jamblang untuk dibagi-bagikan gratis kepada buruh-buruh yang membangun pabrik gula di Gempol dan Plumbon.

Nasi jamblang umumnya dibungkus daun jati agar tahan lama. Untuk menyantap kuliner ini biasanya ditemani lauk sederhana berupa tempe, tahu, telur dadar, sate telur puyuh, sate ampela, telur gulai, kuah cumi hitam, dan lainnya.

Selain nasi jomblang, Cirebon juga terkenal dengan empal gentongnya. Kuliner yang berupa gulai berbahan daging dan jeroan sapi ini dipercaya sebagai pertemuan budaya Arab, Jawa, India, dan Tiongkok. 

2. Sate Blengong

Sekitar satu jam perjalanan dari Kota Cirebon, pelancong akan memasuki Kota Brebes yang memiliki kuliner khas sate blengong. Daging blengong merupakan daging dari hewan persilangan bebek dan entok.

Daging ini memiliki tekstur yang berserat layaknya daging bebek, tetapi lembut dan lunak saat dikunyah layaknya daging ayam. Sate blengong memiliki ukuran potongan daging yang lebih besar dari sate pada umumnya dengan kuah berwarna kemerahan.

Sajian ini biasanya disantap bersama dengan kupat lontong glabed. Kupat lontong glabed adalah sayur ketupat bersantan yang dipadu potongan daging sapi dan pepaya muda. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Nasi Megono

3. Nasi Grombyang dan Nasi Megono

Bergeser ke Kabupaten Pemalang atau sekitar dua jam perjalanan dari Brebes, pelancong akan menjumpai kuliner nikmat yang dijuluki nasi grombyang. Nasi grombyang yang disajikan di mangkuk kecil ini merupakan ikon Kota Pemalang.

Nasi ini memiliki kuah yang kaya rempah serta campuran irisan daging kerbau yang empuk. Tak lupa, sate telur puyuh atau satai daging kerbau (loso) menjadi pelengkap yang nikmat saat mencicipi sajian ini.

Selain nasi grombyang, sedikit bergeser ke Pekalongan, pelancong akan menjumpai kuliner nasi megono. Kuliner yang memadukan cacahan nangka muda dan parutan kelapa ini akan makin nikmat jika disantap bersama dengan tempe mendoan.   

4. Kuluban

Bergeser ke Jepara, pelancong akan menemukan kuliner yang sering dijuluki saladnya orang Jepara. Kuliner yang sepintas mirip dengan urap ini biasa disebut kuluban.

Perbedaan kuluban dengan urap terletak pada kombinasi sayur mayur di dalamnya. Kuluban menggunakan sayur rebusan nangka muda dan tauge mentah yang biasanya tidak ditemukan pada urap. Selain itu, kuluban juga sering kali dipadu dengan petai mentah. 

5. Nasi Punel

Di pantai utara Jawa Timur, tepatnya di Kota Bangil, Kabupaten Pasuruan, pelancong dapat menjumpai kuliner nasi punel. Kuliner yang bertekstur lembut dan menggumpal ini biasanya disajikan di atas daun pisang.

Punel berasal dari kata pulen yang berarti matangnya pas dan tidak terlalu kering atau tidak terlalu lembek. Sajian ini akan semakin nikmat dengan menambahkan taburan serundeng di atasnya.

Tak hanya itu, pelengkap lainnya, seperti sate kerang, lentho atau menjeng, tahu bumbu Bali, irisan daging dan kikil, serta kuah yang berisi parutan kelapa dengan santan akan mampu menambah selera. Selain itu, juga tersedia sayur rebung dan nangka muda, empal, ayam goreng, telur dadar, paru, dendeng, serta sambal ulek pedas yang dicampur dengan irisan kacang panjang. 

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya