Tak Hanya Legendaris, 5 Makanan Tradisional Ini Juga Punya Sejarah Unik

Jajanan-jajanan tradisional ini juga memiliki sejarah panjang dan unik.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 03 Des 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 03 Des 2022, 12:00 WIB
Resep Rujak Cingur/doyanresep.com
Resep Rujak Cingur/doyanresep.com

Liputan6.com, Yogyakarta - Makanan tradisional tak hanya memiliki resep rahasia dan cara memasak yang berbeda. Jajanan-jajanan tradisional ini juga memiliki sejarah panjang dan unik.

Mengutip dari beberapa sumber, berikut sejarah jajanan tradisional Indonesia yang unik:

1. Docang

Sekilas, docang memiliki tampilan yang mirip dengan lontong sayur. Docang umumnya berisi tauge, lontong, daun singkong, serta oncom yang disiram kuah.

Ternyata, docang awalnya adalah racun. Dahulu, Pangeran Rengganis yang menguasai Cirebon tidak menyukai keberadaan Wali Songo.

Rasa tak sukanya itu membuat dirinya berniat meracuni mereka dengan racun berupa docang. Anehnya, bukannya keracunan, Wali Songo justru ketagihan dengan makanan ini.

2. Rujak Cingur

Rujak cingur merupakan makanan yang berasal dari Jawa Timur. Sajian ini berisi irisan mulut atau cingur sapi, timun, mangga muda, bengkoang, tahu, tempe, tauge, lontong, nanas, dan lainnya.

Sajian ini dulunya adalah favorit para raja. Konon, di daerah Masiran, dahulu ada raja yang meminta disuguhkan makanan spesial.

Kemudian, seorang punggawa asal Arab menyodorkan rujak mulut unta ke sang raja.Tak disanga, ternyata sang raja justru menyukai rujak tersebut.

Ia kemudian menghadiahi si punggawa berupa harta, seperti kapal laut, tanah, dan jabatan sebagai kepala koki istana. Sayangnya, si punggawa tak berminat dan hanya meminta diberi kapal saja untuk berpetualang.

Sebagai gantinya, ia pun membagikan resep rujaknya kepada sang raja. Setelah beberapa hari berpetualang dengan kapalnya, si punggawa pun sampai ke Tanjung Perak, Surabaya.

Ia kemudian menyebarluaskan resep spesialnya ini. Karena kesulitan mencari mulut unta, akhirnya mulut sapi digunakan sebagai penggantinya.

 

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kue Putu

3. Kue Putu

Cerita tentang keberadaan kue putu ternyata sudah ada sejak zaman dahulu. Bahkan, cerita tersebut telah tertulis di Serat Centhini.

Kue ini dahulu disajikan di pagi hari untuk hidangan sarapan. Di negara asalnya, yakni Tiongkok, kue putu biasanya berisi kacang hijau.

Sementara di Indonesia, kue putu berisi gula merah dan ditaburi parutan kelapa. Gula merah dipilih karena Indonesia kaya akan gula merah.

4. Soto Kudus

Soto memang merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia. Namun, ada yang mengatakan makanan ini berasal dari Tiongkok dan bernama caudo.

Soto awalnya hanya populer di Semarang. Namun, seiring berjalannya waktu, soto menyebar ke seluruh Indonesia.

Dari banyaknya jenis soto yang ada, soto Kudus menjadi salah satu jenis soto yang populer. Soto ini menggunakan daging kerbau.

Penggunaan daging kerbau pada soto Kudus pun bukan tanpa alasan. Saat menyebarkan ajaran Islam di Kudus, Sunan Kudus baru mengetahui daging sapi dianggap suci oleh pemeluk agama Hindu dan Buddha. Untuk menghormati hal tersebut, maka penggunaan daging sapi pun diganti dengan daging kerbau.

5. Wingko Babat

Wingko babat adalah salah satu oleh-oleh khas Semarang. Jajanan ini dibuat dari campuran beras ketan, parutan kelapa, dan gula.

Sebenarnya, wingko babat bukan dari Semarang, melainkan dari Babad, Lamongan, Jawa Timur. Sejarah wingko babat dimulai ketika dua orang bernama Loe Lan Hwa dan The Ek Tjong kabur ke Semarang.

Mereka menjauh dari Lamongan untuk menghindari perang yang terjadi. Demi menyambung hidup di Semarang, mereka pun membuat kue kelapa yang saat ini dikenal dengan Wingko Babad.

(Resla Aknaita Chak)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya