Peringati Kenaikan Takhta Raja, Sultan HB X Buka Pameran Narawandira

Narawandira menjadi tema dalam jumenengan tingalan dalem atau peringatan kenaikan takhta raja Yogyakarta Sri Sultan HB X tahun 2023. Peringatan kenaikan takhta raja yang ke-34 ini dibuka dengan pembukaan pameran.

oleh Yanuar H diperbarui 07 Mar 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2023, 21:00 WIB
Keraton Yogyakarta menggelar symposium Internasional dan Pameran dengan tema Jayapatra : Dedikasi Yogyakarta Bagi Bangsa. Acara ini digelar dalam rangka memperingati Jumenengan atau kenaikan tahta Sri Sultan HB X ke-33.
Keraton Yogyakarta menggelar symposium Internasional dan Pameran dengan tema Jayapatra : Dedikasi Yogyakarta Bagi Bangsa. Acara ini digelar dalam rangka memperingati Jumenengan atau kenaikan tahta Sri Sultan HB X ke-33.

Liputan6.com, Yogyakarta - Dalam rangka Mangayubagyo Tingalan Jumenengan Dalem ke-34 atau peringatan kenaikan takhta raja yang ke-34 Keraton Yogyakarta dengan pameran Narawandira mulai 5 Maret 2023 hingga 29 Agustus 2023 di area Kedhaton Keraton Yogyakarta. Sultan HB X mengatakan tema Narawandira berarti dapat dipahami sebagai manusia dan kontinuitas alam.

"Tidak sekadar melihat bahwa pertiwi dan seluruh hasilnya dapat dimanfaatkan terus-menerus, tetapi juga mereproduksinya dengan jalan-jalan pelestarian adiluhung," ujar Sri Sultan Hamengku Buwono X saat membuka Pameran Narawandira di Bangsal Sri Manganti Keraton Yogyakarta, Sabtu malam (4/3/2023).

"Vegetasi hari ini tidak sekadar padi, tebu, atau pohon, batang, bunga, daun dan hutan yang membentang, melainkan berbagai kearifan dari alam yang memenuhi ruang sakral dan profan dalam waktu yang bersamaan," dia menambahkan.

Vegetasi historis dan filosofi seperti asem, tanjung, gayam, beringin, hingga pohon kepel dan belimbing wuluh begitu dekat dengan kosmis masyarakat Jawa. Budaya Jawa kerap merefleksikan hubungan manusia dengan alam sebagai sebuah kausalitas. Alam dan manusia memiliki hubungan integral yang saling mengikat dan tarik-menarik. 

"Pada titik ini, falsafah Hamemayu Hayuning Bawana dari Pangeran Mangkubumi begitu selaras untuk diejawantahkan. Menjaga dan merawat keserasian dunia menjadi tugas yang semestinya diemban manusia seutuhnya, seperti halnya judul pameran Narawandira, manusia yang menjadi agen kontinuitas alam,” imbuhnya.  

Pangeran Mangkubumi dengan prinsip "Salumahing bumi lan sakurebing langit kagunganing nata" lebih dahulu membuka hutan beringin untuk dijadikan pusat pemerintahan baru dari Mataram di Yogyakarta. Kawasan hutan beringin pun diubah menjadi lahan-lahan pertanian, perkebunan, hingga taman dan pesanggrahan untuk memenuhi ruang hidup. 

"Pameran yang bertepatan dengan Perayaan Hari Penegakan Kedaulatan Negara ini menandai keterbukaan Keraton, agar khususnya bisa mencapai sasaran pengunjung generasi digital yang dituju. Silakan hadir, seraya merefleksi sejarah budaya dan tradisi lama,  semoga pengalaman yang tak terlupakan ini dapat menjadi pelajaran kita bersama," ujar Sri Sultan dalam peringatan kenaikan takhta raja yang ke-34.

Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Nityabudaya  GKR Bendara sekaligus Ketua Pelaksana dan Penanggung Jawab Pameran Narawandira mengatakan lebih dari 10 dekade setelah peradaban hutan beringin dibangun Pangeran Mangkubumi, Yogyakarta menjelma menjadi kota kerajaan yang subur. Kedekatan keraton dengan alam pun secara kontekstual dimanifestasikan dalam falsafah Hamemayu Hayuning Bawana.   

"Oleh sebab itu, kami melalui Kawedanan Radya Kartiyasa menggelar pameran Narawandira. Nara berarti manusia, wandira berarti beringin. Beringin sering menjadi representasi dari seorang pemimpin, sebab memiliki keistimewaan yaitu kuat dan kokoh, mudah beradaptasi, menjadi pengayom dan penopang, dapat memberi manfaat dan terus bertumbuh. Kami ingin memberi potret dari peran manusia sebagai tokoh utama dalam pelestarian alam," tutur Gusti Bendara.

Pengunjung yang ingin melihat pameran Narawandira dikenakan tiket masuk sebesar Rp15.000 per orang, pengunjung yang hadir dengan grup minimum 20 orang akan mendapatkan diskon tiket masuk 10%. Tiket dapat dibeli langsung di tempat pembelian tiket masuk area Kedhaton di Kamandhungan Lor.

"Untuk berbagai kegiatan pendukung seperti kuratorial tur, dan sebagainya, kami informasikan kemudian. Silakan terus pantau akun media sosial resmi kami di Instagram @kratonjogja.event dan @kratonjogja," tandas Gusti Bendara di peringatan kenaikan takhta raja.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya