Jangan Salah, Memungut Sampah Ternyata Bisa Jadi Kunci Surga

Pada praktiknya, seseorang yang membersihkan lingkungan dari sampah merupakan bagian dari ekspresi keimanan.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2023, 02:45 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2023, 02:45 WIB
Program Lenong Betawi yang ditayangkan oleh akun Youtube BKN PDI Perjuangan. (Liputan6.com/ ist)
Program Lenong Betawi yang ditayangkan oleh akun Youtube BKN PDI Perjuangan. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam, setiap orang yang membersihkan lingkungan dari sampah akan mendapatkan pahala yang banyak. Bahkan, dalam sebuah hadist Rasulullah mengatakan, orang seperti itu akan masuk surga.

"Ada satu hadist yang selalu saya ingat. Diceritakan dalam hadis itu, ada seorang laki-laki yang sedang berjalan," Riri Khariroh Direktur Pusat Edukasi Pemberdayaan dan Konseling Keluarga PUSAKA (Pusat Sahabat Keluarga) dalam acara Program Lenong Betawi yang ditayangkan oleh akun Youtube BKN PDI Perjuangan pada Selasa (11/4/2023).

Di tengah jalan, ia melihat ranting yang menghalangi jalan, kemudian ranting itu dibuang di pinggir jalan supaya tidak membahayakan orang yang lewat. Rasulullah mengomentari orang ini akan masuk surga.

Dalam ajaran agama Islam, kebersihan merupakan salah satu hal utama yang harus diperhatikan. Hal ini tercantum dalam hadis yang menyebutkan bahwa kebersihan itu sebagian dari iman.

Pada praktiknya, seseorang yang membersihkan lingkungan dari sampah merupakan bagian dari ekspresi keimanan. Hal itu merupakan cerminan dari Allah itu sendiri, karena Allah itu Indah, menyukai keindahan, dan kebersihan.

"Membersihkan sampah di selokan ataupun di sungai itu juga merupakan bagian dari ekspresi keimanan kita. Itu karena Allah itu indah, Allah itu bersih, dan menyukai kebersihan," sebutnya.

Lebih lanjut, Riri menilai, sampah dapat memberikan ancaman kepada manusia berupa penyakit dan pemanasan global. Menurutnya, hal itu menjadi perhatian bagi umat Islam untuk bersama-sama menjaga alam yang diciptakan Allah.

"Membuang sampah pada tempatnya saja tidak cukup, namun bagaimana kita memilah sampah. Sampah itu ada yang organik, anorganik, dan ada yang berbahaya itu B3, misalnya baterai, kabel, dan sebagainya," ujarnya.

Menurut Riri, mencampurkan berbagai jenis sampah sangat berbahaya, contohnya tragedi ledakan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah yang merenggut ratusan nyawa manusia.

Tragedi Leuwigajah terjadi karena sampahnya sudah sangat overdosis akhirnya meledak, karena tidak dipilah. Banyak sekali yang meninggal akibat ledakannya, jadi sangat berbahaya.

Riri mengatakan, keadaan bumi yang semakin memprihatinkan, membuat Islam harus melakukan sesuatu, salah satunya dengan membangun gerakan yang disebut Green Islam .

Green Islam merupakan refleksi mengenai nilai-nilai ajaran Islam terhadap pelestarian lingkungan hidup dan alam semesta.

"Agama-agama sangat prihatin dengan kondisi bumi kita ini yang sudah semakin panas, dan kerusakan dimana-mana. Agama tidak bisa diam, sekarang ada gerakan global, kita menyebutnya Green Islam," tutur Riri.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya