Festival Buah Lai Akan Digelar di Desa Bahtuah, Incar Rekor MURI Tahun Depan

Festival buah lai akan digelar di Desa Bahtuah Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kukar dalam waktu dekat.

oleh Apriyanto diperbarui 06 Jul 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2023, 07:00 WIB
Wisata Buah Lai
Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin saat menikmati buah lai di lokasi Desa Wisata Benua Lai, Desa Bahtuah, Kecamatan Loa Janan, Kukar.

Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Buah lai yang merupakan salah satu buah lokal asal Kalimantan ini sama persis dengan buah durian memiliki kulit yang tajam dan tebal, namun buah lai sendiri berwarna oranye. Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) merupakan salah satu wilayah yang berpotensi besar mengembangkan buah lai.

Untuk itu dalam waktu dekat, tepatnya pada 9 Juli 2023 mendatang akan diselenggarakan Festival Buah Lai. Gelaran ini diyakini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Kecamatan Loa Janan.

Wakil Bupati Kutai Kartanegara Rendi Solihin menyambangi lokasi yang akan menjadi tempat berlangsungnya festival itu. Yakni di Desa Wisata Benua Lai atau yang akrab disebut Dewi Belai. Desa wisata ini berlokasi di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kukar.

Rendi menuturkan keberadaan buah lai sebagai simbol Kecamatan Loa Janan harus diangkat menjadi kearifan lokal yang mampu menarik minat para wisatawan.

"Ini festival yang dilakukan pertama kali dan jika berhasil tahun depan memungkinkan untuk memecahkan rekor MURI,” terang Rendi Solihin.

Buah lai dengan nama latin durio kutejensis atau yang kerap juga disebut dengan nama durian oranye, di desa itu ada lokasi wisata buah lai yang sudah berdiri selama 30 tahun. Lokasi wisata yang karib disebut Dewi Belai ini dimiliki oleh Hj Nani.

Luas kebunnya terhitung 10 hektare dengan 300 pohon lai. Nani berharap, kebun lai ini bisa terus lestari dinikmati oleh anak dan cucu geenerasi mendatang.

"Biaya masuk masih gratis untuk sementara, tetapi apabila fasilitasnya sudah terbangun lengkap baru akan dipungut retribusi," terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Batuah Abdul Rasyid juga mengaku ingin mempertahankan keberadaan buah lai.Keinginannya itu bukan tanpa alasan. Sebab, wilayah Kecamatan Loa Janan khususnya Desa Batuah kini dikepung oleh tambang. Menurutnya, keberadaan Desa Wisata Buah Lai di Desa Batuah akan mampu mempertahankan kelestarian buah asli Kalimantan tersebut.

"Kalau tidak dibuat desa wisata, kita akan sulit mempertahankan kelestarian buah ini," kata Rasyid.

Untuk mewujudkan hal tersebut, ia pun telah mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk memuluskan akses jalan wisata.

Usulan ini langsung mendapat respons positif. Rencananya, akses jalan wisata menuju kebun lai di Desa Batuah akan direalisasikan melalui APBD perubahan 2023.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya