Gempa M 4,5 Guncang Luwu Timur, BMKG: Akibat Aktivitas Sesar Matano

BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

oleh Fauzan diperbarui 05 Jul 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2023, 15:59 WIB
Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Luwu Timur - Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan diguncang gempa tektonik dengan parameter magnitudo 4.5 pada Rabu (5/7/2023) pukul 15.31 Wita. Dari hasil analisis BMKG,  Episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 2.41 LS dan 120.88 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 37 km Barat Laut Luwu Timur, Sulawesi Selatan pada kedalaman 3 km.

"Hari Rabu, 5 Juli 2023 pukul 15.31.29 WITA, wilayah Luwu Timur diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter dengan magnitudo M 4.5," kata Kepala BBMKG Wilayah IV MakassarIrwan Slamet, dalam keterangannya, Rabu (7/5/2023). 

Lebih jauh Slamet menjelaskan bahwa dengan memperhatikan memperhatikan lokasi dan kedalaman hiposenter, gempa tektonik termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal yang terjadi akibat aktivitas Sesar Matano yang berdekatan dengan pusat episenter.

"Guncangan gempa bumi ini dirasakan di Malili, Tomoni, Kalaena III MMI (Getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu)," jelasnya. 

Slamet menegaskan bahwa hingga saat ini pihak BMKG belum menerima adanya laporan tentang kerusakan yang terjadi. Selain itu Slamet juga memastikan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. 

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," lanjutnya. 

 

 

Masyarakat Diminta Tidak Panik

Slamet pun mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tak panik dengan adanya gempa bumi ini. Masyarakat juga diminta tidak temakan isu-isu hoaks yang beredar di kalangan masyarakat. 

"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ucapnya. 

Masyarakat juga diminta menjauhi bangunan-bangunan tinggi yang rawan rubuh akibat getarang gempa. Hingga saat ini, lanjut Slamet, BMKH belum memonitor adanya gempa susulan yang terjadi. 

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ucapnya. 

"Hingga pukul 15:55 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock)," tambahnya. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya