Sedekah Bumi, Festival 1.300 Buah Lai Digelar di Desa Bahtuah Kutai Kartanegara

Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen buah lai dan hasil bumi lainnya, festival buah lai, sekaligus sedekah bumi digelar di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kukar.

oleh Apriyanto diperbarui 11 Jul 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2023, 07:00 WIB
Festival Buah Lai
Masyarakat berebut buah lai yang disajikan dalam festival 1.300 buah lai di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kukar.

Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen buah lai dan hasil bumi lainnya, Festival Buah Lai, sekaligus sedekah bumi digelar di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Dalam festival tersebut ribuan warga datang menghadiri acara itu. Sebanyak 1.300 buah lai dibuat menyerupai tumpeng dan dibagikan gratis ke masyarakat. Warga pun cukup senang dan bahagia, mendapatkan buah Lai dengan gratis.

Salah satu warga yang hadiri mengatakan, kegiatan yang memberikan manfaat bagi warga Desa Batuah ini diharapkan berlanjut di tahun yang akan datang, sehingga Desa Batuah semakin dikenal di Kaltim maupun Indonesia.

"Saya berharap pemerintah ke depan berlanjut untuk menjadikan acara yang lebih besar, sehingga Desa Batuah ini, semakin dikenal banyak orang," ungkap Aminah Warga Desa Batuah.

Turut hadir dalam sedekah bumi tersebut, Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin, dan Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun, di mana ia mengapresiasi apa yang telah dilakukan masyarakat Desa Batuah.

"Sedekah Lai sebenarnya sama dengan beberapa festival lainnya yang ada di Kutai Kartanegara, tujuan atau maknanya itu sama sedekah hasil bumi yang ditujukan kepada sang pencipta, untuk ungkapan rasa syukur kita terhadap hasil yang dipanen," terang Rendi Solihin saat menghadiri acara tersebut, pada Minggu (9/7/2023).

Rendi juga berharap kedepannya buah Lai yang dihasilkan petani lokal menjadi ciri khas Kukar terutama ikon Desa Batuah, karena berhasil mengembangkan salah satu buah lai terbaik di Kalimantan Timur (Kaltim).

"Pemerintah daerah punya rencana akan mengadakan festival sedekah bumi lai terbesar yang akan memecahkan rekor MURI. Insya Allah tahun depan," katanya.

Target Rekor MURI Tahun 2024

Festival Buah Lai
Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin bersama Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun saat menghadiri festival buah lai.

Untuk diketahui Desa Batuah sendiri dikenal sebagai penghasil buah lai terbesar di Kaltim saat ini. Tradisi sedekah bumi sudah dilakukan masyarakat Desa Batuah setiap tahun menjelang panen buah lai, dan Pemkab Kukar sudah mempromosikan buah lai sebagai objek wisata.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Batuah, Abdul Rasyid menjelaskan, sedekah bumi tahun mengusung konsep yang berbeda, yakni dengan memperkenalkan Festival Lai. Buah lai dinilai sebagai simbol Kecamatan Loa Janan, dan menjadi salah satu kearifan lokal yang mampu menarik minat wisatawan.

“Kalau durian sering orang adakan, tapi ini kan lai. Kita bentuk menjadi gunungan atau tumpengan, jumlahnya sekitar 1.300 lain. Kemudian disedekahkan, namanya sedekah lai,” ujar Rasyid.

Ribuan buah tersebut berasal dari kebun seluas 10 hektare milik Hj Nani, mempunyai 300 pohon lai, dan akrab disebut sebagai wisata Dewi Belai.

Wisata ini salah satu wilayah yang berpotensi mengembangkan buah lai di Kabupaten Kukar. “Itu murni dari kebun desa wisata semuanya,” ujarnya.

Berbagai macam kegiatan dirangkai dalam festival ini, ada pekan olahraga dusun, peresmian tribun dan syukuran jalan wisata yang dibangun Pemkab Kukar.

Rasyid menambahkan, Wabup Kukar sempat menyampaikan pesan khusus, di mana Rendi ingin Festival Lai ini bisa masuk rekor muri tahun 2024 mendatang.

“Kalau yang pertama ada 1.300an buah lai, mungkin tahun depan bisa 5.000. Beliau berharap ini dimasukkan (kalender event) dan akan dikoordinasikan dengan instansi terkait. Tahun depan pasti lebih meriah, ini perdana,” pungkasnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya