Terancam Gagal Panen, Petani di Pati Nekat Bikin Sumur Bor di Sawah

Dampak el nino dengan panas tinggi, membuat sejumlah wilayah yang berada di alur Pegunungan Kendeng Utara, Kabupaten Pati, Jawa Tengah merasakan kesulitan pengairan. Akibatnya, petani pun harus mengeluarkan dana tambahan, karena harus membuat sumur di sawah.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 12 Agu 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2023, 18:00 WIB
Para petani di Pati wilayah selatan membuat sumur bor untuk mengairi sawah. (Liputan6.com/Arief Pramono)
Para petani di Pati wilayah selatan membuat sumur bor untuk mengairi sawah. (Liputan6.com/Arief Pramono)

Liputan6.com, Pati - Dampak El Nino dengan panas tinggi, membuat sejumlah wilayah yang berada di alur Pegunungan Kendeng Utara, Kabupaten Pati, Jawa Tengah merasakan kesulitan pengairan. Akibatnya, petani pun harus mengeluarkan dana tambahan, karena harus membuat sumur di sawah. Hal itu untuk upaya pemenuhan pengairan, agar tanaman pertanian mereka tidak mati.

Salah satu yang terdampak kekeringan, yakni di Desa Tamansari, Kecamatan Jaken. Tanaman pertanian  sangat membutuhkan pengairan, sementara hujan tidak turun. Petani di desa setempat saat musim tanam ketiga, sementara mengandalkan kiriman air dari waduk Randugunting, Blora. Namun demikian, kiriman air tersebut belum bisa mencukupi kebutuhan petani.

Untuk mengantisipasi gagal panen karena kurangnya air untuk pertanian, petani harus mengeluarkan dana tambahan. Mereka harus membuat sumur bor di sawah, agar nantinya bisa digunakan untuk pengairan pertanian. Dibutuhkan dana sekitar Rp15 juta hingga Rp30 juta, dengan kedalaman sumur mencapai 100 meter lebih.

Pembuatan sumur inipun belum dapat dipastikan bisa keluar tidaknya air. Namun berbagai upaya terus dilakukan, agar tanaman pertanian tidak mati karena layu. Jika beruntung, maka air sumur bisa menyelamatkan tanaman. Namun jika tidak, maka bisa dipastikan petani akan merugi besar.

Sekretaris Desa Tamansari, Sudiawan mengaku sudah berupaya meminta penggelontoran air dari waduk Randugunting Blora. Namun baru satu kali memperoleh kiriman air untuk irigasi.

“Upaya kedua, yaitu para petani di desa kami membuat sumur di sawah, yang nantinya diharapkan bisa untuk mengairi tanaman pertanian," ujarnya, Jumat (11/8/2023).

Sudiawan menambahkan, pihaknya sudah berkirim surat lagi ke pihak waduk Randugunting. Tujuannya untuk meminta kiriman air kedua. Namun demikian, upaya itu juga  membutuhkan waktu. Sedangkan tanaman pertanian seperti padi, bawang merah, cabai dan jagung dalam kondisi kritis.

“Kini kami hanya bisa berharap pembuatan sumur bisa menyelamatkan tanaman pertanian,” tandasnya.

Simak Video Pilihan Ini:

BPBD Pati Distribusikan Air Bersih ke Warga

Pagebluk kekeringan ekstrim kini melanda sejumlah desa di beberapa wilayah selatan di Kabupaten Pati. Tentu saja kondisi ini berdampak sulitnya warga mendapatkan pasokan air bersih. Selain itu, sumber mata air pun mulai mengering memasuki bulan Agustus tahun 2023 ini.

Merespon kesulitan warga tersebut, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati langsung bergerak cepat. Salah satunya menyalurkan bantuan air di dua desa di Kecamatan Jaken. Wilayah ini mengalami kekeringan dan kelangkaan air bersih sejak sebulan ini.

“BPBD mengirim bantuan air bersih bagi masyarakat di 2 desa yakni di Desa Ronggo dan Sidomukti Kecamatan Jaken. Sudah kita kirim masing-masing 8.500 liter air sejak dua hari ini ,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Pati, Martinus Budi Prasetyo.

Sejumlah desa yang mengalami kekeringan di Kecamatan Jaken, kata Budi, yakni Desa Ronggo, Sidomukti dan Desa Mantingan. Warga di tiga desa tersebut, harus rela antri mengambil air ketika ada bantuan air yang dikirim melalui relawan.

Pihak BPBD setempat memprediksi dampak kekeringan akan dirasakan sejumlah desa di wilayah Bumi Mina Tani. Sebanyak 147 desa diprediksi kekeringan, akibat kemarau panjang tahun 2023 ini.

(Arief Pramono)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya