Inflasi Sulbar 1,19 Persen pada September, Terbaik Ketiga Nasional

Data BPS Sulbar menunjukkan tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Mamuju September 2023 sebesar 1,19 persen.

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 30 Okt 2023, 15:34 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2023, 15:30 WIB
Zudan Arif Fakrulloh
Pj Gubernur Sulbar, Zudan Arif Fakrulloh (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Mamuju - Data BPS Sulbar menunjukkan tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Mamuju September 2023 sebesar 1,19 persen (yoy), lebih rendah dari tingkat inflasi nasional sebesar 2,28 persen (yoy). Secara bulanan, IHK Kota Mamuju juga mengalami inflasi sebesar 0,08 persen (mtm).

Pada Bulan September 2023, Kota Mamuju tercatat mengalami Inflasi tahunan terendah ketiga di kawasan Sulampua. Inflasi yang tertinggi terjadi di kota manokwari 5,26 persen. Sedangkan inflasi bulanan tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 0,61 persen.

Salah satu penyebab inflasi di Sulbar 2023 ini adalah perubahan cuaca El Nino sejak Juli hingga September 2023 lalu, sehingga mengalami penurunan produksi di sektor pertanian.

Oleh karena itu, Pemprov Sulbar melakukan empat langkah strategi dalam upaya pengendalian inflasi di triwulan III. Pj Gubernur Sulbar, Zudan Arif Fakrulloh rutin melakukan pengecekan harga dan ketersediaan pasokan bahan pangan. 

Ada empat hal yang menjadi perhatian Zudan untuk mengendalikan inflasi, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif. TPID Sulbar melalui Dinas Ketahanan Pangan Daerah dan Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM.

Pemprov Sulbar juga rutin melakukan pemantauan harga setiap hari di pasar-pasar tradisional sebagai sampel. Misalnya Mamuju (Pasar Sentral dan Pasar Regional), Polman (Pasar Sentral Pekkabata) dan Majene (Pasar Sentral Banggae).

"Pemantauan itu dilakukan untuk melihat perkembangan harga yang terjadi di pasar dan dilaporkan melalui aplikasi SP2KP dan Panel Badan Pangan Nasional," kata Zudan.

Dalam rangka menjaga stabilitas harga pangan, TPID Sulbar melalui kolaborasi dengan Bank Indonesia, Perum Bulog, serta sejumlah Dinas terkait di lingkup Pemprov Sulbar, melaksanakan kegiatan pasar murah 'gerakan pangan murah' yang selama periode Juli hingga September 2023 telah dilakukan sebanyak empat kali. 

"Tujuan dilakukan pasar murah adalah mendorong efektifitas, dimana pembeli merupakan peneriman bantuan dan memaksimalkan skala dampak pengendalian inflasi dengan menyasar masyarakat kelas menengah kebawah," ungkap Zudan.

Selain itu, kata Zudan, TPID Sulbar dalam menjaga ketersediaan stok pangan di daerah melakukan sidak atau pemantauan stok pada tingkat distributor, agen dan gudang Bulog.

"TPID Sulbar terus melakukan upaya untuk meningkatkan produksi pangan di Sulbar," tutup Zudan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya