Terus Diguncang Gempa, Bangunan RSUD Sumedang Disebut Masih Layak Digunakan

Tenda evakuasi pasien RSUD Sumedang tetap didirikan meski hasil pemeriksaan petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bangunan rumah sakit masih aman digunakan.

oleh Arie Nugraha diperbarui 03 Jan 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2024, 07:00 WIB
gempa Sumedang
Tenda darurat didirikan merawat pasien RSUD Sumedang yang harus dirawat di halaman yang dievakuasi usai gempa bumi merusak berkekuatan M4,8 pukul 20.34 WIB tanggal 31 Desember 2023. (sumber foto: Biro Adpim Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Badan Penanggulakan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang, Jawa Barat menyebutkan bangunan rumah sakit umum daerah (RSUD) masih layak digunakan usai terjadinya gempa merusak berkekuatan Magnitudo 4,4 pada pukul 20.50 WIB, Senin, 1 Januari 2024.

Ini merupakan gempa bumi yang ketujuh menerjang Kabupaten Sumedang usai pada 31 Desember 2023 terjadi sebanyak lima kali. Dua kali gempa terjadi sore hari yakni pada pukul 14.35 WIB M4.1, disusul pukul 15.38 WIB dengan M3.4, dan malam pukul 20.34 WIB M4.8.

Dua guncangan gempa berangsur mengecil yakni berada di kekuatan magnitudo 2 menjelang tengah malam di 31 Desember 2024 dan 1 Januari 2024 pagi hari.

"Maka kita akan memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya pasien dan keluarga unutk sementara bertahan karena (bangunan) ini aman tapi kita tetap siaga. Namun, apabila keluarga pasien menginginkan turun, kita bawa ke lokasi bawah ke lokasi tenda yang sudah disipakan sebelumnya," ujar Kepala Pelaksana BPBD Sumedang, Atang Sutarno, dalam siaran medianya, Selasa, 2 Januari 2024.

Atang mengatakan bahwa tenda evakuasi pasien RSUD Sumedang tetap didirikan meski hasil pemeriksaan petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bangunan rumah sakit masih aman digunakan.

Atang menambahkan, BPBD Kabupetan Sumedang akan mendirikan sejumlah tenda evakuasi perawatan pasien yang baru.

"Tenda yang di luar juga tidak akan kita bongkar. Bahkan kita akan memasang tenda (baru) kembali apabila diperlukan," kata Atang.

Atang mengaku tak hanya memprioritaskan keselamatan dan evakuasi pasien di rumah sakit saja. Ia menyebut terus memantau kondisi Kabupaten Sumedang secara keseluruhan.

Dirinya bersama BMKG dan Dinas PUPR langsung meninjau kondisi dan situasi Sumedang usai dihantam rentetan gempa.

"Saya bersama BMKG, PUPR dan yang lainnya berkeliling melihat situasi terkini. Terakhir di Alun-Alun Sumedang masih aman terkendali," ucap Atang.

Atang menegaskan karena gempa tak dapat diprediksi waktu dan lokasi kejadiannya, maka seluruh kelompok masyarakat terus meningkatkan kewaspadaannya.

 

Sumedang Berstatus Tanggap Darurat Bencana

Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Herman Suryatman, menyatakan per 1 Januari 2024 ditetapkan status tanggap darurat bencana usai diguncang gempa merusak berkekuatan M4,8 pukul 20.34 WIB pada 31 Desember 2023.

Sebanyak 248 bangunan mengalami kerusakan terdiri dari 138 bangunan rusak ringan dan 110 rusak berat. Hal tersebut menyebabkan 456 orang menjadi pengungsi.

"Langkah yang sedang kami lakukan pagi ini adalah melakukan assesment pertama di rumah sakit. Petugas dari Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) sekarang sedang melakukan pendalaman seperti apa kondisi bangunan-bangunan yang ada di rumah sakit. Terutama di bangunan utama VIP kemudian Paviliun dan satunya ruang Sakura," ujar Herman, Senin, 1 Januari 2024.

Beberapa saat usai gempa ditemukan adanya retakan di tiga bangunan rumah sakit yakni gedung Paviliun, VIP dan Sakura di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang.

Herman mengatakan apabila kondisi ketiga bangunan tersebut dianggap masih layak dan aman dari kerusakan fatal, maka pasien yang kini dirawat di halaman dan jalan rumah sakit akan kembali dimasukan.

"Pasien yang saat ini ada diluar kurang lebih ada 108 orang di depan rumah sakit dan 45 orang di halaman belakang rumah sakit," kata Herman.

Namun apabila hasil pemeriksaan petugas Dinas PUPR menemukan kerentanan struktur bangunan, maka seluruh pasien akan tetap dirawat di luar dengan menyiapkan tenda yang lebih baik dari segi pelayanan medis.

Selain bangunan rumah sakit, petugas Dinas PUPR juga akan dikerahkan memeriksa bangunan di empat kecamatan yakni Cimalaka, Sumedang Utara, Sumedang Selatan dan Cipameungpeuk ada beberapa rumah yang terdampak gempa bumi merusak.

"Mudah-mudahan hari ini bisa diputuskan mana saja rumah-rumah yang bisa digunakan kembali dan mana saja yang tidak aman. Tentu buat warga kami harus sediakan tempat pengungsian yang representatif," ucap Herman.

Untuk dapur umum, Herman menegaskan sudah didirikan bersama tenda darurat sudah menyiapkan di beberapa lokasi.

Herman memastikan, penanganan dampak gempa akan ditangani secara maksimal dengan prioritas utama adalah keselamatan warganya.

"Semua kami tangani secara maksimal dan prioritas kami adalah keselamatan warga," ucap Herman.

Herman berpesan kepada warganya untuk tetap tenang karena secara keseluruhan Sumedang dalam keadaan aman dan terkendali.

Namun demikian, ia meminta warga tetap waspada karena dalam waktu bersamaan bencana banjir dan longsor berpotensi terjadi.

"Saat ini, Sumedang dalam keadaan aman dan terkendali tetap tenang namun waspada karena dalam waktu yang bersamaan kita pun dihadapkan dengan potensi bencana banjir dan longsor," sebut Herman.

 

Evakuasi Pasien RSUD Sumedang

Sebanyak 331 pasien terdiri dari 248 pasien rawat inap dan 83 pasien instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ditempatkan di halaman rumah sakit dan lima tenda evakuasi sudah didirikan di di jalan raya yang sudah ditutup pasca gempa berkekuatan M4,8 pada tanggal 31 Desember 2023, pukul 20.34 WIB.

Menurut Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Tuti Ruswati, hal itu dilakukan akibat adanya retakan di tiga bangunan rumah sakit yakni gedung Paviliun, VIP dan Sakura.

"Dan kami melakukan evakuasi pasien di rumah sakit ini hanya untuk jaga-jaga. Sehingga keamanan para pasien dan masyarakat Sumedang tetap dipastikan aman. Sampai kita pastikan keadaan aman baru kita masukan lagi ke ruangan," ujar Tuti dalam siaran medianya, Bandung, Senin, 1 Januari 2024.

Tuti menyanggah bahwa evakuasi terkait pasien di RSUD Sumedang disebabkan adanya bangunan roboh yang menimpa pasien.

Tuti menegaskan hal itu merupakan kabar palsu (hoax) yang tidak dapat dipercayai dan dipastikan kebenarannya.

"Saya menyampaikan bahwa saat ini banyak tersiar kabar rumah sakit lantai 7 runtuh dan ada gempa susulan sebagainya itu tidak benar. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang tapi tetap waspada," kata Tuti.

Selain bangunan yang dilaporkan sementara terdampak gempa bumi merusak, dilaporkan pula sejumlah desa mengalami hal serupa yaitu Desa Talun, Regol, Kebonkol, Nangorak, Karapyak, dan Babakan Hurip.

Berdasarkan informasi cepat dan singkat di Desa Babakan Hurip terdapat 53 rumah rusak dan kurang lebih ada 200 warga sudah ke tiga lokasi lapangan.

"Sedang dibangun tenda lapangan di Babakan hurip untuk menampung warga terdampak. Untuk Posko Utama di Pos PAM Nataru depan Alun-alun Sumedang dan posko informasi berada di Alun-alun Sumedang," terang Tuti.

Pemerintah Kabupaten Sumedang memastikan kondisi daerahnya aman terkendali. Mereka mengimbau warga untuk tenang dan jika terjadi gempa susulan disarankan langsung keluar dari bangunan.

Terkait keretakan dinding Cisumdawu Twin Tunnel di Tol Cileunyi, Sumedang, dan Dawuan (Cisumdawu), Forkopimda (forkopimda) setempat masih berkoordinasi dengan CKJT selalu pengelola Tol Cisumdawu.

Sebelum gempa bumi berkekuatan M4,8 yang merusak, pada pukul 14.35 WIB sempat terjadi gempa di Sumedang dihari yang sama berkekuatan M4,1 dan pukul 15.38 WIB berkekuatan M3,4.

 

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya. (Arie Nugraha)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya