Liputan6.com, Bandung - Puasa Rajab merupakan salah satu puasa sunah umat muslim yang saat ini telah memasuki hari ke-11 pada Selasa (23/1/2024). Meskipun termasuk dalam puasa sunah umat muslim sangat dianjurkan untuk melaksanakan puasa tersebut.
Ketika menjalani puasa sunah ada banyak sekali keutamaan baik yang bisa menambah amalan pahala bagi para umat muslim. Puasa sunah juga mempunyai banyak jenisnya salah satunya puasa Rajab yaitu puasa sunah yang dilaksanakan di bulan Rajab.
Melansir dari Nu Online bulan Rajab merupakan bulan yang termasuk dalam empat bulan mulia. Empat bulan tersebut disebut sebagai bulan yang istimewa karena terdapat banyak amalan yang bisa dilakukan dan mempunyai nilai pahala yang tinggi.
Advertisement
Seperti dalam tulisan Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in bahwa bulan yang paling utama untuk beribadah puasa setelah Ramadan adalah bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah dan Rasulnya.
Bulan-bulan mulia tersebut di antaranya adalah bulan Muharram, Rajab, Dzulhijjah, dan Dzulqa’dah. Melalui hadis yang diriwayatkan Imam Muslim Rasulullah SAW juga pernah melaksanakan puasa di bulan Rajab.
“Saya bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa Rajab, beliau menjawab berdasarkan kisah dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah SAW senantiasa berpuasa sampai kami berkata nampaknya beliau akan berpuasa seluruh bulan. Namun suatu saat beliau tidak berpuasa kami berkata, nampaknya beliau tidak akan puasa sebulan penuh,” (HR. Muslim).
Melalui hadis tersebut menunjukkan jika puasa Rajab bukanlah suatu bi’dah yang tercela. Kemudian waktu puasa Rajab sendiri disunahkan selama masih masuk bulan tersebut dengan catatan makruh jika dilakukan satu bulan penuh.
Niat Puasa Rajab
Melansir dari Nu Online berikut ini adalah bacaan niat puasa Rajab:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
(Nawaitu shauma Rajaba sunnatan lillahi ta’ala)
Artinya: “Aku berniat puasa Rajab, sunah karena Allah ta’ala”.
Bacaan niat puasa Rajab adalah pada malam hari sejak terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar. Namun karena puasa Rajab adalah puasa sunah maka orang-orang yang lupa membaca niat pada malam hari boleh membacanya di waktu siang hari.
Yaitu dari pagi hari hingga sebelum tergelincirnya matahari (waktu dzuhur) selagi ia belum melakukan beberapa hal yang membatalkan puasa. Berikut ini adalah bacaan niat puasa Rajab pada waktu siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا الْيَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
(Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i syahri rajaba lillahi ta’ala)
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Rajab hari ini, sunnah karena Allah ta’ala”.
Advertisement
Tata Cara Puasa Rajab
Berikut ini adalah tata cara melaksanakan puasa Rajab:
1. Membacakan Niat
Tentunya hal pertama yang harus dilakukan oleh umat muslim dalam melaksanakan puasa adalah dengan membacakan niat. Berikut ini adalah bacaan niat puasa Rajab yang bisa digunakan.
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
(Nawaitu shauma Rajaba sunnatan lillahi ta’ala)
Artinya: “Aku berniat puasa Rajab, sunah karena Allah ta’ala”.
2. Makan Sahur
Makan sahur merupakan salah satu sunah dalam berpuasa yang juga dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Diketahui waktu sahur sendiri paling utama dilakukan pada waktu subuh sebelum masuk imsak.
3. Menahan Diri
Ketika menjalankan puasa salah satu hal yang wajib untuk dilakukan adalah menahan diri saat berpuasa. Terutama untuk menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa misalnya makan, minum, dan lain-lain dari waktu terbit fajar hingga terbenam matahari.
Kita juga harus menahan diri untuk tidak mengurangi pahala puasa misalnya berbicara bahasa kotor, menggunjing dan lain-lain.
4. Berbuka Puasa
Setelah menjalankan puasa dan memasuki waktu berbuka kita dianjurkan untuk segera berbuka puasa begitu masuk waktu magrib dan jangan menunda-nundanya.
Keutamaan Puasa di Bulan Rajab
Melansir dari Nu Online terdapat berbagai keutamaan dari berpuasa di bulan Rajab oleh umat muslim. Misalnya saja Imam al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumiddin mengutip dua hadits terkait keutamaan puasa Rajab berikut ini:
صوم يوم من شهر حرام أفضل من ثلاثين من غيره وصوم يوم من رمضان أفضل من ثلاثين من شهر حرام
Artinya: “Sehari hari berpuasa pada bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), lebih utama dibanding berpuasa 30 hari pada bulan selainnya. Sehari berpuasa pada bulan Ramadhan, lebih utama dibanding 30 hari berpuasa pada bulan haram,”
من صام ثلاثة أيام من شهر حرام الخميس والجمعة والسبت كتب الله له بكل يوم عبادة تسعمائة عام
Artinya: “Barang siapa berpuasa selama 3 hari dalam bulan haram, hari Jumat, dan Sabtu, maka Allah balas setiap 1 harinya dengan pahala sebesar ibadah 900 tahun”.
Advertisement